Sukses

Heboh Virus MERS-CoV, Ibu Hamil Lebih Baik Tunda Umrah

Sebab, mereka berisiko tertular virus MERS-CoV, yang berakibat fatal pada janin yang dikandungnya.

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berpesan pada seluruh agen perjalanan haji atau umroh, agar mengingatkan pada wanita hamil yang akan melakukan ibadah dalam waktu dekat, untuk menunda keberangkatannya. Sebab, mereka berisiko tertular virus MERS-CoV, yang berakibat fatal pada janin yang dikandungnya.

Bahkan, bila ada calon jamaah yang ngotot untuk tetap berangkat, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyarankan, agar agen perjalanan haji atau umroh menyerahkan surat yang harus ditandatangani bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab jika wanita itu mengalami hal yang tidak diinginkan selama di sana.

"Itu haknya dia, kita (pihak agen perjalanan ibadah haji atau umroh) tidak dapat melarangnya. Hanya bisa mengingatkan dan menyarankan. Terpenting, sudah dikasih tahu, kalau itu berbahaya untuk mereka," kata Pengurus Besar IDI, dr. Hasnah Siregar, SpOG pada Health Liputan6.com ditulis Jumat (9/5/2014)

"Kalau begitu, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah meminta pada wanita hamil itu, untuk tanda tangan di file yang berisikan bahwa kalau air ketuban pecah atau mengalami hal yang tidak diinginkan, itu risiko sendiri, bukan tanggung jawab agen perjalanan," kata dia menambahkan.

dr. Hasnah mengatakan, wanita hamil harus tahu dan sadar bahwa kehamilan adalah hadiah paling berharga yang diberikan Tuhan untuk umat-Nya. Sayang, bila hadiah itu tidak dijaga dengan benar. Apalagi, kalau hadiah itu lenyap karena ulah sendiri.

"Hamil itu istimewa, VIP. Kalau perlu, undur semua acara, dan fokus merawat kehamilan. Ibadah umroh atau haji kan, bisa kapan saja. Mereka harus tahu juga, salah sedikit saja dalam merawat kehamilan, lahirnya pun pasti ada yang salah juga," kata dia menekankan.

dr. Hasnah juga berpesan pada para suami yang melakukan perjalanan ibadah umroh atau haji bersama istri yang tengah hamil, untuk menjadi perawat sepanjang hari, dan menjaga agar istri dalam keadaan baik-baik saja. Suami pun diminta untuk siaga, bila kondisi genting terjadi pada istrinya.

"Berhubung wanita hamil itu suka bandel, apa-apa harus dituruti, ya mau tidak mau suami harus jadi suami siaga. Kalau menemukan sedikit gejala, langsung periksakan ke dokter," kata dia menerangkan. (Adt/Igw)