Liputan6.com, Jakarta Pagi ini suasana di Desa Wanayasa, Purwakarta, begitu berbeda. Di kawasan wisata ini, beberapa orang terlihat sibuk berlari kesana-kemari. Bahkan di antaranya ada yang menggunakan pakaian steril lengkap, termasuk masker dan penutup alas kaki serba putih dan di bajunya tertulis Tim Medis Dinas Kesehatan Purwakarta. Terlihat juga dua ambulance terparkir dan dijaga petugas kepolisian.
Selang beberapa menit dari keanehan tersebut, seketika penduduk di alun-alun desa Wanayasa panik dan bergeser ke salah seorang rumah warga karena dihebohkan dengan adanya seorang warga yang terkena flu burung dan MERS. Di lain pihak, beberapa orang yang menggunakan pakaian serba putih terlihat sigap mengangkut salah seorang warga yang diduga flu burung ke rumah sakit menggunakan ambulance.
Sementara tak jauh dari sana, ada pria paruh baya pula yang diangkut petugas steril di rumahnya. Pria ini diduga MERS karena baru pulang umrah dari Tanah Suci dan menderita sesak napas disertai demam.
Setelah itu, semua jalan ke kawasan tersebut disterilkan. Polisi bahkan menutup lokasi tersebut dan memasang police line. Di luar kawasan itu, warga yang geram karena daerahnya ditutup akhinya unjuk rasa. Mereka menuntut pada Pemerintah Daerah untuk tidak memblokir jalan karena menganggu aktivitas sehari-hari warga.
Saat unjuk rasa sudah mulai ke arah anarkhis, kepolisian beserta Dinas Kesehatan akhirnya muncul menenggarai hal tersebut. Mereka menjelaskan pada warga bahwa untuk mencegah penularan virus, maka akses warga sementara ditutup. Dan warga pun dengan jelas mengerti kondisi tersebut.
Sejak itu, Dinas Peternakan Purwakarta memusnahkan ratusan unggas positif flu burung. Dan dokter puskesmas merujuk pasien flu burung dan MERS ke rumah sakit.
Demikian rangkaian simulasi pengendalian flu burung dan MERS yang diselenggarakan Komisi Nasional Zoonosis. Simulasi ini diikuti oleh sekitar 200 orang yang tergabung dalam dari berbagai lintas. Seperti anggota Komnas Pengendalian Zoonosis, Kantor Wilayah Kementerian Agama, Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta, Kepolisian Resort Purwakarta, Kodim Purwakarta dan Palang Merah Indonesia cabang Purwakarta.
Deputi III Bidang Koordinasi Kesehatan, Kependudukan dan Keluarga Berencana Kemenko Kesra selaku sekretaris Komnas Pengendalian Zoonosis, Emil Agustiono mengungkapkan tujuan simulasi ini untuk kewaspadaan flu burung dan virus korona atau Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang kini semakin mengkhawatirkan.
"Meski sampai sekarang hasil semua pasien yang diduga MERS masih negatif, tapi setidaknya kita bisa siaga untuk mencegah dan supaya tidak terjadi lagi wabah flu burung," kata Emil saat diwawancarai Liputan6.com di Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (14/5/2014).
Berkacamata dari kasus flu burung yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan luar negeri, Emil optimis masyarakat Indonesia bisa mencegah penularan virus.
"Karena belum ada vaksin, masyarakat terus dihimbau untuk meningkatkan perilaku hidup bersih, mencuci tangan pakai sabun, menghindari kontak langsung dengan unta termasuk minum susu unta dan menggunakan masker saat kontak dengan orang yang mengalami gejala sakit pernapasan di tanah suci," terangnya.
MERS merupakan virus korona yang telah teridentifikasi berasal dari Timur Tengah sejak April 2012. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pada pertengahan Maret 2014, kasusnya meningkat cukup tinggi. Hingga kini telah terdapat 536 kasus, 145 diantaranya meninggal. Kasus MERS sendiri juga telah menyebar di 17 negara termasuk Arab Saudi yang kasusnya kini menyebar di tiga kota utama tujuan umrah, Jeddah, Makkah dan Madinah.
Kemenko Kesra Simulasikan Pengendalian MERS di Purwakarta
Simulasi ini diikuti oleh sekitar 200 orang yang tergabung dalam dari berbagai lintas.
Advertisement