Liputan6.com, Jakarta Perdebatan unta yang dapat menyebarkan virus korona atau Middle East Respiratory Syndrome (MERS) memang terus berlanjut hingga kini. Bahkan di kalangan Pemerintah Arab sendiri tidak percaya bahwa unta merupakan binatang penyebarnya. Dengan alasan, binatang ini telah ada sejak ribuan tahun lalu dan peliharaan para nabi.
Padahal beberapa penelitian telah menemukan adanya kemungkinan virus MERS pada unta, seperti pada studi yang dipublikasikan di Lancet Infectious Diseases. Dalam studi tersebut, ilmuwan Eropa menyebutkan ada kesamaan antara lendir unta dan virus MERS.
Baca Juga
Deputi III Bidang Koordinasi Kesehatan, Kependudukan dan KB Kemenko Kesra selaku Sekretaris Komnas Pengendalian Zoonosis, dr Emil Agustiono yang ditemui di sela-sela acara simulasi MERS diPurwakarta sangat yakin kalau penyebaran virus MERS kemungkinan besar disebarkan oleh unta.
Advertisement
"Unta memang kelihatan tidak sakit, tapi dia bisa sebagai carrier (pembawa penyakit). Selain itu, secara filogenetik unta yang menjadi sumber penularan virus MERS," kata Emil di sela-sela acara simulasi MERS di Purwakarta, Jawa Barat, ditulis Jumat  (16/5/2014).
Emil melanjutkan, penularan virus MERS bukan hanya dari tubuhnya, karena daging dan susunya juga telah terkontaminasi. Sehingga Pemerintah Indonesia juga telah menginstruksikan untuk sementara tidak mendekati peternakan unta termasuk makan daging atau minum susunya.