Liputan6.com, Jakarta Bila pemerintah meminta agar vaksin MERS-CoV segera dibuat, dengan senang hati para Peneliti Universitas Airlangga melakukannya. Bahkan, pihaknya siap menjalin kembali kerjasama dengan PT Biofarma (Persero).
"Semua tergantung pemerintah. Kalau mereka bilang ya dan harus memproduksinya secara massal, maka hak pengerjaan itu diberikan pada Biofarma. Lagi pula, kami sudah lama menjalin hubungan baik dengan PT Biofarma," kata Peneliti Universitas Airlangga, Dr. C.A. Nidom saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Jumat (16/5/2014).
Pada prinsipnya, Universitas Airlangga menerapkan sistem `ABG` untuk mengerjakan proyek ini. "Kami (Universitas Airlangga) dari akademiknya, Biofarma dari bisnisnya, dan Pemerintah tangani aturannya," kata Nidom melanjutkan.
Saat Indonesia dihebohkan dengan kasus Flu Burung yang terjadi pada medeo 2009, Universitas Airlangga berhasil membuat vaksinnya. Kendati belum jelas produksinya, pihak Unair menyerahkan bakal vaksin (seed vaccine) yang masih ganas pada Wakil Presiden RI, Boediono pada 2009. Duat tahun berselang, bakal vaksin yang jinak diserahkan pada Menko Kesra pada 21 Agustus 2011.
Seperti diketahui, sampai detik ini belum ada vaksin yang dapat memberantas penularan virus MERS-CoV yang merebak di Arab Saudi. Hanya saja, para calon jamaah haji atau umrah dapat mencegahnya dengan melakukan suntik vaksin meningitis dan vaksin influenza.
Dari kedua jenis vaksin itu, vaksin meningitislah yang wajib diberikan. Sedangkan influenza, boleh diberikan boleh juga tidak. Tapi, berhubung MERS-CoV menyerang sistem kekebalan tubuh para jamaah, tak ada salahnya untuk mendapatkan vaksin influenza ini.
Unair Siap Gandeng Biofarma Produksi Vaksin MERS-CoV
Bila pemerintah meminta agar vaksin MERS-CoV segera dibuat, dengan senang hati para Peneliti Universitas Airlangga melakukannya.
Advertisement