Sukses

Terapi Ozon Bantu Anak Autis Atasi Masalah

Selain bermanfaat untuk antiaging, terapi ozon juga dapat memberikan harapan baru bagi anak-anak dengan autisme.

Liputan6.com, Jakarta Terapi ozon tidak hanya mampu mencegah terjadinya penuaan dan penyakit kronis seperti jantung dan diabetes. Lebih dari itu, terapi ozon juga dapat memberikan harapan baru bagi anak-anak dengan autisme.

"Anak-anak autisme ini salah satu penyebabnya adalah kekurangan glukation. Terapi ozon pun menggunakan infus glukation untuk anak-anak autis," kata Konsultan Kesehatan dari Ozone Therapy Standmed (Stanford Medical) Center, Abidin Siman, MBA saat diwawancarai Health Liputan6.com di Stanford Medical (Standmed) Center, Jalan Hang Lekir, Kebayoran Baru, Jakarta, ditulis Kamis (22/5/2014).

Menurut Abidin, jika seorang anak dengan kondisi autisme diberi infus glukation, kondisi akan membaik. Itu akan terlihat, dengan perilakunya yang sudah mampu mengenakan baju sendiri, jalan-jalan sendiri, bahkan bisa mengobrol seru dengan orangtuanya.

"Ada cerita di Amerika, seorang anak dengan autisme diberi suntikan ini, mereka mampu jalan bersama bapaknya di jalan dan mengobrol. Ini pun ada studinya," kata dia menambahkan.

Studi itu, kata Abidin menambahkan, dilakukan terhadap 50 anak autisme di salah satu Rumah Sakit Anak terbesar di Amerika. Hasilnya, keseluruhan pasien itu dinyatakan membaik. Melihat itu, RSA yang bersangkutan pun kembali mengadakan penelitian terhadap 1.000 pasien. Hasilnya pun, kembali mengejutkan.

Abidin menerangkan bahwa kandungan glukation yang terdapat di dalam darah anak-anak autisme, rata-rata berjumlah setengah dari anak-anak normal lainnya. Maka itu, kondisi ini sebenarnya dapat dibantu oleh asupan glukation dari luar.

"Glukation itu adalah amino acyd yang memang diproduksi di tubuh kita. Jadi, tidak masalah. Masalahnya itu kan jumlahnya kurang, sekarang ditambah dan menjadi banyak," kata dia menerangkan.

Memang Stanmed Center belum pernah menangani anak-anak autisme. Menurut Abidin, ini karena anak-anak autisme memiliki dokter sendiri. Lagipula, terang dia, masih banyak dokter di Indonesia yang belum mengetahui khasiat dari pemberian infus glukation tersebut.

"Jangankan di Indonesia, di Amerika juga begitu. Mereka belum banyak tahu soal glukation. Padahal, sudah ada penelitian di luar negeri yang mengatakan itu," kata dia menekankan.