Liputan6.com, Jakarta Selain kesehatan fisik, kondisi mental pun tak luput dari pemeriksaan yang dilakukan pasangan capres-cawapres saat melakukan tes kesehatan. Pemeriksaan mental dinilai sangat perlu, karena tak mungkin, negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dipimpin oleh seorang yang memiliki `gangguan mental`.
Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Daeng Muhammad Faqih, MH mengatakan, IDI memang menyarankan agar para seluruh calon pejabat negara untuk melakukan pemeriksaan mental. Semua ini dilakukan, karena kelak pemimpin itu yang akan menentukan kebijakan dan keputusan untuk mengambil sebuah tindakan.
"Karena tes ini tergolong sulit, maka untuk memeriksakan mereka harus menggunakan Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI). Jangan-jangan, banyak pejabat kita yang psikopat. Jelas dong, ini berbahaya untuk warganya," kata Daeng dalam acara `Konferensi Pers Peluncuran Univadis` di Restoran Seribu Rasa, Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta, Kamis (22/5/2014)
Daeng menjelaskan, MMPI sudah banyak digunakan di beberapa negara. Dan hasilnya, sangatlah memuaskan. Maka itu, IDI sangat menyarankan untuk melakukan tes ini demi menciptakan Indonesia yang lebih baik.
Seorang psikopat, kata Daeng menambahkan, adalah seorang yang sangat antisosial. Jika seorang pemimpian saja antisosial, bagaimana dengan nasib kebijakan yang akan dibuatnya. Barang tentu, semuanya akan bermasalah.
Menurut Daeng, kebijakan adalah suatu ketetapan yang dilakukan seseorang untuk orang banyak. Dan kebijakan ini, harus menguntungkan banyak pihak.
Selain Fisik, Mental Capres-Cawapres pun Harus Dicek
Pemeriksaan mental dinilai sangat perlu, karena tak mungkin, negara ini dipimpin oleh seorang yang memiliki `gangguan mental`
Advertisement