Sukses

Anak Bungsu Berisiko Besar Bunuh Diri

Anak yang lebih muda kemungkinan bunuh dirinya lebih besar dibanding anak yang sulung.

Liputan6.com, Stockholm Urutan kelahiran anak ternyata berpengaruh terhadap risiko bunuh diri. Anak yang lebih muda kemungkinan bunuh dirinya lebih besar dibanding anak yang sulung.

Sebuah penelitian di  Stockholm University, Swedia, menunjukkan, sebanyak 20 persen kasus bunuh diri kemungkinan diakibatkan urutan kelahiran dan usia ibu saat melahirkan anak.

Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology menunjukkan, untuk setiap kenaikan urutan kelahiran, dari yang sulung ke bungsu, risiko bunuh diri di masa dewasa naik 18 persen.

Menurut LiveScience, Senin (26/5/2014), penelitian tersebut tak menjelaskan sebab akibatnya, hanya mengatakan ada hubungan antara urutan kelahiran dan risiko bunuh diri.

Pada penelitian ini, Mikael Rostila dan rekan-rekannya mencatat kelahiran dan kematian di Swedia antara 1931 hingga 1980. Kemudian mereka mencatat kematian dari 1981-2002.

Hasilnya, urutan kelahiran yang lebih belakangan berisiko tinggi bunuh diri. Dan tim menemukan hubungan antara urutan kelahiran dan bunuh diri tetap ketika faktor lain diperhitungkan seperti perbedaan usia, jumlah saudara kandung, status perkawinan dan status sosial ekonomi.

"Temuan kami sangat penting karena menyoroti urutan kelahiran harus dianggap sebagai keadaan awal kehidupan yang menentukan kesehatan mental di dalam kehidupan," kata Rostila.

Para peneliti mengatakan mereka masih belum mengerti alasan adik lebih berisiko bunuh diri karena tidak jelas. Tapi Rostila menduga intimidasi dari kakak dan orangtua yang kurang perhatian pada anak yang lebih muda dibanding anak sulung bisa berperan.

"Rendahnya keterikatan orangtua karena terbatasnya waktu yang berkualitas bisa menimbulkan masalah emosional dan perilaku, stres, dan gangguan kejiwaan sehingga risiko bunuh diri lebih tinggi di antara saudara kandung yang lahirnya belakangan," kata Rostila.

Studi ini tampaknya mendukung penelitian lain yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology pada tahun 2013, yang menemukan bahwa untuk setiap peningkatan urutan kelahiran, risiko bunuh diri saudara kendung melonjak 46 persen.