Liputan6.com, New York Seorang veteran perang Vietnam, Bill Kessler, harus rela penisnya diamputasi. Ini semua karena dokter salah mendiagnosa yang menyebabkan kanker di kelaminnya menyebar.
Pada saat dokter memberikan diagnosa yang tepat, itu semua sudah terlambat menyelamatkan bagian tubuhnya itu. "Jadi mereka melakukan penectomy (operasi pengangkatan penis)," kata Kessler seperti dilansir Inquisitr, Rabu (4/6/2014).
Kessler merasa ada benjolan pertama di penisnya pada 2010. Ia pergi ke dokter di Dayton. Tapi, dokter hanya mengatakan itu kista yang tak perlu di khawatirkan. Namun, Kessler tetap mengawasinya.
"Setelah satu benjolan berubah menjadi dua benjolan dan saya mulai mengeluh dan menunjukkan kepadanya karena saya mulai berdarah," kata Kessler.
Setelah hampir satu tahun usai pertama kali ke dokter, Kessler akhirnya mendapat diagnosa yang tepat bahwa lesi itu kanker. Dia kemudian dirujuk ke ahli bedah di Cincinnati yang mengatakan harus segera operasi.
Dalam catatan medis Bill Kessler memang ada konfirmasi bahwa ada penundaan diagnosis. Dokter juga meminta maaf. Tapi, setelah penisnya diamputasi ia tak menemukan kata-kata yang bisa menghiburnya.
"Ada begitu banyak birokrasi dan kegilaan yang terjadi.. Orang-orang tak peduli dengan para veteran," kata Kessler.
Kasus tersebut menunjukkan bahwa veteran seperti diabaikan. Sebanyak 40 veteran meninggal karena menunggu lama perawatan. Tapi, pejabat membuatkan buku yang seolah-olah mereka tak menunggu lama.
Peringatan Konten!!
18 Tahun
Veteran Relakan Kelaminnya Diamputasi
Seorang veteran perang Vietnam, Bill Kessler, tak pernah menyangka kelaminnya harus diamputasi karena diagnosa yang terlambat.
Advertisement