Sukses

Piala Dunia Brasil, Tarif Hotel Naik, Tarif PSK Ikut Melambung

Pekerja seks komersial di Brasil mesti ditangani dengan tepat

Liputan6.com, Brasil Dua hari menjelang perhelatan akbar laga bola dunia, Piala Dunia 2014, berbagai persiapan masih terus dipersiapkan pemerintah Brasil. Tak terkecuali pro dan kontra pemindahan bar-bar Pekerja Seks Komersial (PSK). Pasalnya, negara tempat Pele dilahirkan ini melegalkan seks bebas.

Sebagai negara yang menawarkan pariwisata seks, Brasil sangat berharap adanya pemasukan pendapatan negara dari sekitar 600.000 wisatawan asing dan 3 juta warga domestik. Maka itu, tidak heran bila saat ini tarif beberapa hotel, harga taksi dan bus termasuk PSK mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi.

"Prostitusi tidak pernah ilegal di sini. Departemen Tenaga Kerja telah mengakui secara resmi pada 2002. Meski seks bebas dilegalkan, tapi hukuman aborsi sangat keras dan diancam dengan hukuman penjara," kata seorang Feminist, Jill Filipovic pada Cosmopolitan, Rabu (11/6/2014).

Tapi justru inilah yang dikhawatirkan para feminist. Nana Queiroz, seorang feminis Brasil yang pernah berpose bugil untuk kampanye anti perkosaan mengungkapkan, wisatawan yang akan datang tidak bisa dijamin untuk tidak melakukan kejahatan seksual selama laga bola berlangsung.

"PSK, bagaimanapun wanita Brasil ingin diperlakukan dengan hormat, tapi di kota terbesar seperti Sao Paulo saja setiap 15 detik wanita mengalami pelecehan seksual. Selanjutnya, pelacuran anak adalah tujuannya. Polisi federal Brasil memperkirakan, sekitar 250.000 anak-anak dijual. Dan parahnya, lelaki Brasil beralasan penggunaan rok identik dengan memancing kekerasan seksual karena wanita terlalu seksi. Jadi apakah mereka pekerja seks atau mahasiswa yang mengenakan rok pendek sering menghadapi perlakuan buruk dari pria asing jalan, termasuk para penegakan hukum dan wisatawan," ungkap Nana.

Salah seorang pekerja seks komersial dari Balcony Bar, Fernanda--bukan nama sebenarnya (26 tahun) sadar betul akan risiko yang akan dihadapi para PSK menjelang laga bola dunia berlangsung.

"Kami harus sangat berhati-hati dengan orang-orang yang datang ke sini, karena beberapa diantaranya orang jahat dan polisi tidak melindungi kami. Inilah yang kami takutkan, pria melihat kami seperti benda. Mereka memilih wanita dengan menunjuk dengan sewenang-wenang, karena mereka punya uang," katanya.

Fernanda mengatakan, ia menjajakan dirinya untuk membantu keluarganya sampai dia mendapat sertifikasi perawat. Pekerjaan ini dipilih karena lebih cepat menghasilkan uang. "Pekerjaan ini cepat mendatangkan uang dibandingkan pekerjaan lain. Tapi saya punya lemari pakaian khusus saat bekerja dan sekolah," katanya.