Liputan6.com, Jakarta Iklan rokok yang selalu memperlihatkan kesan keren, cool, gaul, dan berwibawa secara jelas bukan bagi perokok aktif, melainkan untuk para perokok pemula yang masih coba-coba untuk melakukan ini.
"Produsen rokok ini ingin menjadikan remaja sebagai target dan dijadikan perokok pemula. Jadi, kalau ada yang berpendapat bahwa iklan rokok untuk para perokok aktif, itu salah," kata Dr. Imam Prasodjo dalam diskusi media mengupas tentang mitos-mitos Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) bersama Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), di Bakoel Coffie, Cikini, Jakarta, Kamis (19/6/2014)
Bahkan, Sosiolog dan Pengajar dari Universitas Indonesia ini menuturkan, andai saja iklan rokok bisa ditayangkan di dalam perut wanita hamil, mungkin hal itu pun akan dilakukan produsen rokok untuk mencari mangsa.
"Kalau bisa pun janin yang ada di dalam kandungan menjadi target mereka. Sayangnya, iklan rokok tidak bisa ditayangkan di dalam perut," kata dia menambahkan.
Menurut Imam, perokok dewasa tidak usah diberi iklan rokok pun, merokok akan tetap saja terjadi. Sama halnya dengan narkoba, obat-obat terlarang itu tidak pernah sekali pun ada iklannya, karena orang akan mendapatkannya dengan mudah hanya dari mulut ke mulut.
Kalau Bisa, Iklan Rokok pun Perlu Dipasang di Dalam Janin
Kalau bisa pun janin yang ada di dalam kandungan menjadi target mereka. Sayangnya, iklan rokok tidak bisa ditayangkan di dalam perut
Advertisement