Sukses

Diabetes Intai Anak-anak, Cek Tanda-tandanya!

Saat ini, banyak remaja dan anak-anak Indonesia yang mengalami diabetes tipe 2 karena obesitas.

Liputan6.com, Jakarta Dulu, penyakit diabetes tipe 2 kerap menyerang mereka yang usianya di atas 40 tahun. Tapi saat ini, banyak remaja dan anak-anak menderita penyakit ini.

Demikian disampaikan Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD saat ditemui di JS Luwansa, Jakarta, Senin (23/5/2014).

"Pergeseran gaya hidup membuat banyak anak saat ini menderita diabetes tipe 2. Kalau diabetes tipe 1 kan biasanya kurus. Anak yang mengalami diabetes tipe 1 karena genetik. Dia mengalami kerusakan pankreas sehingga produksi insulin berkurang. Sedangkan sekarang, banyak anak yang kegemukan. Lihat saja bagian belakang lehernya yang menghitam," kata Pradana.

Menurut Pradana, berlipatnya lemak di bagian tubuh tertentu seperti di leher biasanya ditandai dengan warna hitam di kulit. 

Pradana juga menyebutkan, diabetes tipe 2 dapat mengakibatkan komplikasi serius pada pembuluh darah. Pada pembuluh darah besar dapat mengakibatkan stroke, jantung serta luka di kaki yang tak kunjung sembuh. Sedangkan pada pembuluh arah kecil, diabetes dapat menyebabkan mikroangiopati (penyakit pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler).

2 dari 4 halaman

Tanda-tanda diabetes pada anak

Tanda-tanda diabetes pada anak

Obesitas atau kegemukan memang masih menjadi masalah bukan hanya pada orang dewasa tapi juga anak-anak. Hal ini diperparah dengan mindset orangtua yang masih menganggap anak gemuk lebih sehat dan lucu. Sementara anak kurus tidak lucu dan penyakitan.

Padahal obesitas terkait dengan berbagai penyakit seperti jantung, diabetes juga stroke. Untuk mengetahi tanda-tanda obesitas pada anak, Spesialis Anak Subspesialis Nutrisi Metabolik RSAB Harapan Kita, dr Laila Hayati, M.Gizi, SpGK membantu menjelaskannya untuk Anda, sebagai berikut ini:

3 dari 4 halaman

Lebih Tinggi dan Anak Laki Payudaranya Besar


1. Lebih tinggi

Dibanding anak seusianya, menurut Laila, anak obesitas cenderung lebih tinggi perawakannya dengan anak lain.

2. Anak laki-laki tapi payudaranya lebih besar

Tak seperti anak laki-laki lain, anak yang obesitas memiliki payudara lebih besar.

4 dari 4 halaman

Tungkai bengkok dan kelamin anak laki lebih kecil


3. Tungkai bengkok

kebanyakan anak obesitas, tungkainya bengkok. Laila menjelaskan, ini akibat tulang yang masih tumbuh pada anak belum maksimal tapi sudah harus menahan beban berat. "Berat dan tinggi anak tidak seimbang."

4. Kelamin anak laki-laki lebih kecil

Anak laki-laki yang obesitas cenderung memiliki alat kelamin yang lebih kecil karena jaringan lemaknya banyak sehingga alat kelaminnya cenderung tenggelam.

Laila menambahkan, untuk mengetahui berat badan anak yang ideal, cara menghitungnya agak sedikit berbeda dengan orang dewasa.

"Kita bisa cek tinggi dan berat badan berdasarkan kurva pertumbuhannya. Sementara secara BMI (Body Mass Indeks) caranya, berat badan anak (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi anak (dalam centimeter). Pada percentil BMI 85, anak dianggap berisiko obesitas dan percentil BMI 95 atau lebih, anak dianggap obesitas," jelasnya. (*/Igw)