Liputan6.com, Jakarta Meski puasa diwajibkan bagi umat islam, tapi beberapa kondisi tertentu seperti penderita diabetes berisiko tinggi sebenarnya tidak dianjurkan berpuasa di Bulan Ramadan. Ini karena ada sejumlah komplikasi yang dapat menyerang diabetesi.
Seperti dijelaskan Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD bahwa ada 4 risiko serius bila penderita diabetes puasa di bulan Ramadan, seperti:
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia atau rendahnya kadar gula darah (hipoglikemia) dapat terjadi apabila diabetesi pada siang hari mengalami penurunan asupan makanan.
2. Hiperglikemia
Hiperglikemia atau meningkatnya kadar gula darah juga termasuk dari risiko diabetesi bila berpuasa. Menurut Pradana, kadang-kadang penderita diabetes mengalami hal ini karena seseorang melewatkan obatnya. Peningkatan gula darah ini juga sering diakibatkan oleh terlalu banyak konsumsi manis saat berbuka puasa.
3. Pembekuan darah (ketoacidosis)
Kondisi ini terjadi apabila kadar gula darah melambung seperti misalnya menjadi 400-500. Ciri-cirinya biasanya disertai muntah dan mual.
4. Dehidrasi
Kekurangan cairan atau dehidrasi juga dapat menyerang diabetesi. Tapi tidak seperti orang normal kebanyakan, penderita diabetes cenderung lebih sering buang air kecil sehingga ia rentan kekurangan cairan. Maka itu, Pradana menyarankan, diabetesi untuk mengambil cukup cairan pada saat sahur dan buka puasa.
Pradana menambahkan, sebelum berpuasa, penderita diabetes diharapkan untuk mengkonsultasikan diri ke dokter untuk mengetahui kapan minum obat yang tepat dan apakah Anda termasuk berisiko untuk puasa atau tidak.