Liputan6.com, Jakarta Dalam kunjungan ke Jenewa mengikuti pertemuan penelitian di WHO minggu ini, saya mendapat informasi dari Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di Jenewa bahwa Indonesia (diwakili PTRI) menjadi Ketua Like Minded Countries (LMC) ‎yang membahas Genetic Resources, Traditional Knowledge, Folklore (GRTKF).
Pembahasan di tingkat PBB di Jenewa dikabarkan masih cukup ketat dan membutuhkan waktu diskusi panjang.
Dalam kaitan dengan kesehatan, database jamu dan tanaman obat kita (yang dimiliki Balitbangkes) mungkin dapat dijadikan sebagai salah satu bahan diskusi GRTKF di UN Geneve ini, seperti hasil Ristoja, koleksi herbarium nasional yang sudah terdaftar, dan masih banyak lagi. Saya akan koordinasikan hal ini di tanah air, lalu komunikasikan dengan PTRI Jenewa.
‎Saat ini kita juga sedang dalam proses memulai penelitian Randomozed Case Control Trial (RCT) tentang 3 saintifikasi Jamu, yaitu untuk jamu untuk osteoarthritis, dispepsia dan hemorhoid.
Advertisement
Pelatihan para 94 dokter yang akan menjadi pelaksana (utamanya di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur) telah selesai pada minggu lalu. Randomisasi untuk penelitian ini akan kami lakukan terpusat, artinya bisa saja 1 dokter mendapat plasebo saja atau mendapat terapi saja, atau keduanya. Jumlah sampel: dispepsia 138, OA 132 dan hemorroid 90 (sdh dibobot dengan prevalensi)‎.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI