Liputan6.com, Jakarta Meskipun dianggap terlambat, pemerintah Arab Saudi belum lama ini menyatakan baru merekrut pasien dengan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS). Mereka rencananya akan diiikutsertakan dalam penelitian yang melibatkan Organisasi Kesehatan Duinia (WHO).
Seperti dilaporkan Foxnews, Selasa (1/7/2014), sebelumnya para ilmuwan dan ahli kesehatan masyarakat di dunia telah menyalahkan respon Arab Saudi yang lamban terkait penelitian penyebaran MERS yang telah menewaskan hampir 300 orang.
Kepala ilmuwan kerajaan, Tariq Madani mengatakan pada wartawan setempat bahwa penelitian itu kini sedang berlangsung. Namun sejauh ini baru terdaftar 10 kasus. Sedangkan idealnya, penelitian ini perlu setidaknya melihat 20 kasus dan 80 penguji.
Walaupun sempat dikritik WHO karena lambannya sikap pemerintah Saudi, tapi Tariq berharap penelitian ini akan menjawab kebingungan masyarakat dunia.
Pasien MERS Mulai Direkrut untuk Penelitian
Pemerintah Arab Saudi belum lama ini menyatakan baru merekrut pasien untuk penelitian MERS
Advertisement