Liputan6.com, Jakarta Seseorang yang menjalankan puasa harus mengekang diri dari tuntutan biologis yang dapat membatalkan puasa. Meski demikian kegiatan sehari-hari tetap terus berjalan. Banyak kiat yang bisa dicoba agar Anda tetap aktif dan bugar saat puasa.
Seperti yang disampaikan Pakar Gizi dan Keamanan Pangan, yang juga Wakil Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, puasa atau shaum ramadan mempunyai tujuan agar kita makin taqwa pada Allah SWT.
Dengan tidak adanya masukan makanan dan minuman selam 14 jam, maka tubuh mempunyai waktu yang cukup untuk memetabolisme zat-zat gizi secara sempurna dan sisa hasil metabolisme yang banyak berupa racun akan sempurna dibuang.
Advertisement
"Oleh karenanya, puasa merupakan proses detoksifikasi yang sangat efektif dan itu sudah dibuktikan dengan banyak penelitian," kata Ahmad Sulaeman saat berbincang dengan liputan6.com di Bogor, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, berkurangnya frekuensi makanan dan minuman yang dikomsumsi akan berdampak pada menurunnya metabolisme tubuh. Meski begitu, kondisi ini tidak menyurutkan pelaku puasa meski fisik lesu dan lemas saat beraktivitas karena cadangan energi dalam tubuh bisa bertahan antara 24-48 jam, sedangkan puasa hanya 14 jam saja.
Maka dari itu, lanjutnya, kebugaran tubuh dan jiwa selama puasa sangat penting untuk dijaga. Saat makan sahur hindari makanan dan minuman yang terlalu banyak mengandung gula. Pasalnya akan memicu tubuh memproduksi insulin sehingga menimbulkan rasa lapar, lemas dan lesu.
Perbanyak makanan yang mengandung protein, vitamin A,B dan C serta serat. "Sertakan pula karbohidrat kompleks dalam menu sahur, seperti nasi merah, roti gandum, ubi, jagung dan singkong," sarannya.
Selain itu, hindari minum kopi dan manis terutama saat sahur. Sebab kopi merangsang tubuh untuk sering buang air kecil sehingga air dalam tubuh berkurang, akibatnya dehidrasi dan lemas. Sedangkan minuman manis akan dicerna lebih cepat jadi cepat merasa lapar.
"Dan jangan terlalu kenyang karena membuat kita lemas, dan jangan terlalu sedikit sehingga kita kekurangan tenaga waktu beraktifitas siang hari," terangnya.
Dalam sehari tubuh ini membutuhkan 2.000-2.500 mililiter air (10 gelas). Pada malam hari dan saat sahur minumlah air putih untuk proses pelarutan dan pengeluaran racun melalui air seni. Untuk mencegah dehidrasi, meski tidak merasa haus terutama pada orang lanjut usia diupayakan untuk meminum air putih yang cukup. Kebutuhan air bisa juga diperolah dari minum the, susu, jus buah, kuah sayur dan lainya.
Saat berbuka puasa, dimulai dengan menikmati minuman hangat dan makanan ringan yang manis seperti, Kurma atau kolak. Kurma memiliki kandungan serat dan gulanya sangat tinggi baik untuk kesehatan, cepat diserap oleh tubuh 45-60 menit untuk energi.
Mengomsumsi makanan yang berserat dan minum air atau jus buah setiap hari akan mencegah timbulnya sembelit atau susah buang air besar. "Bila perlu boleh mengomsumsi suplemen atau multivitamin yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Istirahatlah selama 1 jam di waktu siang hari sebab aktivitas siang menyebabkan banyak keluar keringat," paparnya.
Selain itu juga, jangan langsung makan besar. Beri waktu sekitar 1 jam bagi pencernaan beradaptasi setelah berjam-jam tidak ada asupan makanan. Hal ini supaya lambung tidak kaget. "Bagi mereka yang berat badannya melebihi berat ideal, sebaiknya menghindari makanan tinggi kolesterol. Sedangkan yang terlalu kurus, selama berpuasa sebaiknya menambah porsi susu dan menghindari makanan yang sulit dicerna seperti sayuran berserat kasar (daun singkong, daun pepaya)," sarannya lagi.
Meski asupan gizi berkurang, aktivitas fisik seperti olah raga ringan perlu dilakukan. Karena bermamfaat untuk menjaga kebugaran tubuh selam puasa. "Idealnya dilakukan 30 menit atau 2 jam menjelang berbuka. Olah raga ringan ini bisa berupa jalan kaki atau bersepedah, dan tidak dianjurkan sehabis sahur karena dapat menyebabkan cepat lelah ketika puasa. Dan jika ingin tidur lagi setelah sahur tunggu 2-3 jam," pungkasnya.
(Bima Firmansyah)