Liputan6.com, Jakarta Pada umumnya manusia tak ada masalah bila terkena air karena setiap hari mesti mandi. Namun, tak begitu dengan Barbara Ward. Perempuan asal Inggris ini tak bisa terkena hujan, keringat, dan air mata bahkan air biasa. Jika terkena, ia akan merasa sakit dan muncul ruam kemerahan pada sekujur kulit tubuhnya.
Tentu ini merepotkannya. Ia bakal sulit melakukan beragam aktivitas baik itu olahraga atau mungkin menonton film drama yang memancing keluarnya air mata.
Bahkan, perempuan berumur 43 tahun ini tak bisa melakukan aktivitas harian yang biasa dilakukan ibu rumah tangga, seperti mencuci piring dan memandikan anak-anak.
Advertisement
Rasa sakit juga bisa timbul usai minum air putih biasa. Oleh karena itu, selama 20 tahun Ward tak pernah minum air putih. Hanya teh dan susu hangat yang tak menimbulkan alergi pada kulitnya.
Bagaimana dengan mandi? Mandi pun dilakukan terbatas, seminggu sekali dengan waktu sangat sebentar, 1-2 menit.
"Ini tentu saja mimpi buruk, karena saya tidak bisa melakukan banyak hal-hal normal. Kini, saya sudah terbiasa dengan kehidupan yang terbatas seperti ini," tutur Ward seperti dilansir dari laman Daily Mail, Kamis (3/7/2014).
Ini berawal saat usianya 20-an. Usai minum air putih bukannya terpuaskan rasa hausnya, malah tenggorokannya seolah tertutup dan serak. Baru, setelah bertahun-tahun, Oktober 2013 lalu ia didiagnosa menderita alergi air.
Oleh para ahli, alergi air yang dialami Ward disebut aquagenic urticarial. Alergi jenis ini jarang sekali terjadi, hanya dialami satu dari 230 juta orang. Kini, Ward tak hanya berusaha untuk menghindari air serta mengonsumsi anthistamin (antialergi) dosis tinggi
Para profesional pun sulit mengerti akan alergi ini. "Aquagenic urticaria sangat langka dan sangat tak terduga, juga bisa menjadi lebih parah ke depannya," tutur Maureen Jenkins, ahli alergi dari Allergy UK. (dik)