Liputan6.com, Jakarta Membacakan dongeng pada anak sebelum tidur, tidak hanya membantu sang buah hati lebih mudah terlelap di malam hari. Lebih dari itu, menceritakan sebuah cerita khayalan atau nyata pada mereka, semakin mempererat rasa cinta, kasih, dan sayang antara orangtua dan anak.
Meski begitu, tetap saja banyak orangtua yang enggan untuk melakukannya. Alasannya beragam, ada yang mengatakan kegiatan itu membosankan, dan ada juga yang mengatakan, mereka tidak sempat melakukan itu, karena harus mengerjakan pekerjaan kantor yang belum terselesaikan.
Empat belas persen orangtua di Inggris mengatakan secara jujur bahwa mereka tidak di rumah saat anaknya beranjak tidur. Sedangkan 20 persen orangtua lainnya mengaku, tidak bisa diganggu.
Jika masih ada orangtua yang melakukan itu, biasanya mereka memilih untuk menceritakan sebuah cerita yang berasal dari buku dalam format buku elektronik (e-book). Di Inggris, empat dari lima orang anak cenderung membaca cerita pengantar tidur mereka di tabler, daripada buku cetak.
Para peneliti menemukan bahwa 42 persen dari orangtua merasa khawatir tentang apakah anak-anaknya menghabiskan cukup waktu untuk membaca, dengan 92 persen orangtua percaya bahwa membaca penting diterapkan pada seorang anak.
Dalam penelitian itu juga ditemukan bahwa orangtua yang rutin membacakan cerita untuk anak-anaknya sebelum tidur, sebagian besar akan menghentikan kebiasaannya tersebut saat sang buah hati berusia 7 tahun. Bahkan, 17 persen orangtua mengaku, telah menghentikan kebiasaan mendongeng, jauh sebelum anak mereka disekolahkan.
"Bagi kebanyakan keluarga, rutinitas tidur tidak akan lengkap bila belum menceritakan satu atau dua buah cerita kepada anak-anaknya. Tapi, melihat masyarakat yang super sibuk seperti saat ini, tampaknya hal tersebut sangatlah sulit. Terlebih untuk menemukan waktu yang pas," kata seorang juru bicara The Book Thief, seperti dikutip Daily Mail, Sabtu (12/7/2014).
Masihkah Orangtua Modern Mendongeng Sebelum Anak Tidur?
Menceritakan sebuah cerita khayalan atau nyata pada mereka, semakin mempererat rasa cinta, kasih, dan sayang antara orangtua dan anak.
Advertisement