Liputan6.com, Jakarta Jika diperhatikan, ada yang menarik dari tingginya kasus diare, khususnya di Timur Indonesia menjelang lebaran Idul Fitri seperti saat ini. Meski bukan pencapaian yang baik, tapi saat ini, petugas kesehatan setempat sedang sibuknya menangani masalah diare pada anak.
Seperti diungkapkan Koordinator Sistem Kesehatan untuk program pemberian tablet zinc pada bayi dan balita dari Micronutrient Initiative, dr Adhi Sanjaya., MSc-IH bahwa kasus diare tinggi di tiga musim. Musim hujan, musim buah dan musim lebaran seperti saat ini.
"Kalau musim hujan, banyak air terkontaminasi. Kebanyakan masyarakat di daerah itu sumurnya satu sedangkan sistem pembuangan limbahnya belum bagus. Sebut saja masih banyak yang buang air besar di sungai dan mencemari sumber air," kata Adhi, seperti ditulis Senin (21/7/2014).Selain itu, kata Adhi, pada musim buah, masyarakat cenderung melupakan mencuci tangan dan buah sebelum dimakan. Dan musim lebaran seperti saat ini, masyarakat cenderung makan santan, pedas sehingga anaknya diare karena mengikuti pola makan orangtuanya.
Advertisement
"Di Nusa Tenggara Barat misalnya, budaya mereka kalau lebaran suka makan pedas. Sementara anak itu kan mengikuti makan orangtuanya. Kebanyakan mereka yang nggak kuat pedas akhirnya diare," ungkapnya.