Sukses

Cuci Buah dan Sayur Tak Cukup dengan Air Keran

Meski tersimpan beragam jenis vitamin dan mineral, bukan berarti buah-buahan dapat dimakan begitu saja tanpa harus dicuci terlebih dulu.

Liputan6.com, Jakarta Buah-buahan dan sayuran menyimpan beragam manfaat untuk tubuh kita. Buah-buahan dan sayuran menyediakan berbagai vitamin dan mineral, serta serat yang penting bagi kesehatan. Misalnya vitamin A pada buah apel, berguna bagi kesehatan mata dan kulit serta fertilitas dan imunitas. Atau vitamin C pada buah jeruk, begitu penting untuk kesehatan sel dan jaringan, serta imunitas. Kedua zat gizi ini, berperan penting sebagai antioksidan.

Meski tersimpan beragam jenis vitamin dan mineral, bukan berarti buah-buahan dapat dimakan begitu saja tanpa harus dicuci terlebih dulu. Terlebih sejumlah buah yang diimpor, biasanya dilapisi lilin (wax) untuk menghambat laju proses pembusukan. Belum lagi sebagian besar petani menyemprotkan pestisida pada budidaya sayuran dan buah-buahan untuk menghalau hama agar tidak terjadi gagal panen.

Kita harus tahu bahwa residu zat kimia beracun yang terdapat pada bahan makanan tersebut memberikan ancaman serius bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Seperti berisiko munculnya berbagai macam penyakit kronis bahkan dapat menyebabkan kematian. Maka itu, kenapa kita diharuskan untuk mencuci buah-buahan dan sayuran sebelum dikonsumsi.

Demi menghilangkan residu zat kimia, sebagaian dari kita ada yang mencampurkan cuka apel atau cairan pencuci piring. Apakah cara seperti itu sudah tentu aman? Belum pasti. Perlu sebuah alat yang mampu menghilangkan residu, agar kita mendapatkan bahan makanan yang aman dan sehat untuk dikonsumsi.

ADVANCE, sebuah merek dagang distribusi alat-alat penunjang kesehatan meluncurkan sebuah alat dengan nama `Friliz`, yang mampu mengubah air keran menjadi air steril bersifat bakterisida, yang mampu menghilangkan pestisida dan zat kimia berbahaya pada sayur dan buah-buahan. Tidak hanya dua itu saja, perangkat yang aman dan ramah lingkungan mampu menghilangkan merkuri, timah hitam, dan logam-logam berat yang terdapat pada daging, ikan, dan bahan pangan lainnya.

Menurut Rommy Mutakim, Business Unit Head Friliz `For Zero Food`, dengan penerapan teknologi elektolisis mutakhir yang pertama dan satu-satunya di dunia dengan menggunakan lempengan platinum atau emas putih yang mengubah air keran menjadi air steril, yang kaya akan hydroxyl radical bersifat bakterisida dengan kemampuan pengoksidasi lebih tinggi dari ozon.

"Alat ini merupakan jawaban total solution yang mampu mengatasi masalah tanpa menimbulkan masalah baru," kata Rommy dalam acara Grand Launching `Friliz` di  Main Atrium Lantai GF Gandaria City Mall, Jakarta Selatan, pada Rabu (22/7/2014)

Lanjut Rommy, yang dimaksud dengan kemampuan pengoksidasi lebih tinggi dari ozon adalah Hydroxyl Radical (OH-) yang dihasilkan oleh elektrolisis molekul air, OH- bergabung dengan hidrogen (H+) serta komponen membran sel bakteri. Lalu, Ion hidrogen (H+) komponen membran sel dan OH- akan bergabung dan direkduksi menjadi air, sehingga bakteri dengan membran sel yang hancur akan musnah seketika.

"Dengan begitu, konsumen tak perlu khawatir lagi. Endapan zat-zat berbahaya seperti pestisida, lapisan lilin, dan zat kimiawi lainnya dapat dilenyapkan secara sempurna hanya dengan merendamnya dalam air Friliz selama lima sampai sepuluh menit," kata Rommy.

2 dari 3 halaman

Widi Mulia jadi Tak Takut Makan Ikan



Widi Mulia, penyanyi sekaligus ibu dari dua orang anak, mengaku senang dan bahagia dengan adanya terobosan seperti ini. Menurut istri Dwi Sasono, dengan Friliz, dirinya tidak takut untuk mengonsumsi ikan, terlebih di saat dirinya tengah berbadan dua seperti sekarang ini.

"Kebetulan aku lagi hamil anak ketiga. Salah satu makanan yang paling aku takutkan adalah ikan, karena merkurinya. Tapi, semenjak adanya Friliz, sudah enggak takut, karena aman setelah ikan yang akan dikonsumsi direndam terlebih dulu," kata Widi.

Dengan Priliz, lanjut Widi, ia dan keluarga tidak perlu lagi berbelanja buah-buahan dan sayuran organik yang tergolong mahal. Sebab, dengan berbelanja buah-buahan dan sayuran segar yang ada di pasar tradisional atau moderen, akan tetap mendapatkan hasil yang sama seperti saat mengonsumsi bahan-bahan makanan organik.

"Dengan bahan-bahan organik, sebenarnya saya menyimpan sedikit keraguan. Beneran organik apa enggak, sih? Kalau dicuci seperti ini, hasil yang didapat pun akan sama," kata Widi menjelaskan.

Selain itu, ibu dari Dru Prawiro Sasono dan Widuri Putri Sasono mengatakan, dengan merendam buah di air yang ada di dalam wadah Priliz, dirinya dapat mengurus pekerjaan rumah lainnya.

3 dari 3 halaman

Kulit Semangka jadi Viagra



Dalam kesempatan itu, Rommy juga menjelaskan bahwa kulit semangka bisa jadi viagra alami bila dibersihkan dan dicuci dengan benar, kemudian dibuat jus.

"Kandungan sitrulin pada kulit semangka lebih besar daripada daging merah buah semangkanya. Tak hanya itu, buah semangka pun mampu membuat perasaan yang mengonsumsinya lebih baik," kata Rommy.

Untuk pemakaian listrik, alat dengan power AC 100-240 V 50-60 Hz/DC 12V dan dibandrol dengan harga Rp 4 juta (diskon sampai 3 Agustus 2014), hanya 24 watt.

Video Terkini