Liputan6.com, Jakarta Meski asupan air secara fisiologi tidak akan berpengaruh terhadap kenaikan tekanan darah sepanjang fungsi organ tubuh masih normal. Tapi tekanan darah tinggi akan menyebabkan reaksi pengeluaran natrium melalui ginjal sekaligus pengeluaran air disebut pressure natriuresis.
Mengapa bisa begitu? pakar kesehatan dalam buku ‘Air Bagi Kesehatan’ edisi kedua tahun 2012 yang disusun oleh pakar gizi seperti DR. Dr. Budi Iman Santoso, Sp.OG (K), Prof. DR. Ir. Hardinsyah, MS, DR. Dr. Parlindungan Siregar, Sp.PD-KGH, dan Dr. Sudung O. Pardede, Sp.A (K) menerangkan, hal tersebut diakibatkan karena minuman mineral mengandung natrium dalam jumlah yang kecil dan lebih banyak dalam bentuk bikarbonat bukannya natrium klorida (garam).
"Penelitian yang dilakukan Schorr mengungkapkan, pada pasien usia lanjut, pemberian minuman mineral tinggi natrium klorida dapat meningkatkan tekanan darah sedangkan minuman mineral tinggi natrium bikarbonat tidak meningkatkan tekanan darah," katanya.
Di sisi lain, penelitian yang dilakukan Santos mengungkapkan, pada usia lebih muda dengan normotensi, minuman mineral kaya natrium bikarbonat tidak meningkatkan tekanan darah. Sedangkan penelitian Schoroeder menemukan asupan minuman mineral sebanyak 500 mL dapat menormalkan atau mencegah keluhan syncope.
"Pada pasien hipertensi, asupan air tidak berpengaruh terhadap tekanan darah selama fungsi organ tubuh normal. Pemberian minuman mineral kaya natrium bikarbonat tidak meningkatkan tekanan darah, sedangkan minuman kaya natrium klorida dapat meningkatkan tekanan darah," tukasnya.
Penderita Hipertensi Perlu Perhatikan Asupan Minum Juga
Tekanan darah tinggi akan menyebabkan reaksi pengeluaran natrium melalui ginjal
Advertisement