Sukses

5 Keuntungan Tidak Melewatkan Sarapan

Sarapan adalah waktu makan paling penting dibandingkan makan siang dan makan malam.

Liputan6.com, Jakarta Libur panjang membuat kebiasaan baru, bangun siang dan sarapan terlewatkan begitu saja. Adapula yang memang tak suka sarapan, alasannya "perut belum siap" atau "tidak kebiasaan". Padahal menurut para ahli, sarapan adalah waktu makan paling penting dibandingkan makan siang dan makan malam.

Ini alasan Anda untuk tidak melewatkan sarapan dimanapun dan kapanpun seperti dilansir dari Huffington Post, Senin (28/7/2014).

2 dari 6 halaman

Lebih ramping

1. Badan lebih ramping
Siapa sih yang ingin badannya melebar? Nyatanya, lewat penelitian di American Journal of Epidemiology tahun 2003 menunjukkan orang yang melewatkan sarapan 4,5 kali cenderung menjadi gemuk ketimbang mereka yang sarapan.

3 dari 6 halaman

Lebih sehat dan sehat

2. Tubuh lebih sehat dan sehat
Seseorang yang sarapan cenderung memiliki kadar gula darah stabil dan tidak mudah lapar seperti yang diungkapkan pada konferensi American Heart Association 2003 seperti dilansir BBC News. Hal ini menghindari terkena risiko diabetes, kolesterol tinggi serta penyakit jantung.
"Sarapan juga berdampak mengurangi risiko terkena diabetes tipe II dan penyakit kardiovaskular," jelas Dr. Mark Pereira, of Harvard Medical School kepada BBC News.

4 dari 6 halaman

Bertenaga


3. Lebih bertenaga
Asalkan Anda sarapan dengan menu tinggi serat dan karbohidrat aktivitas seharian akan terus segar tanpa merasa lelah menurut studi dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition tahun 1999.

5 dari 6 halaman

Ingatan cemerlang


4. Daya ingat cemerlang
Sebuah studi yang meneliti 319 remaja menunjukkan hasil bahwa mengonsumsi makanan berenergi saat sarapan membantu meningkatkan memori jangka pendek. Menurut studi yang dipublikasikan dalam Journal of Adolescent Health ini sarapan tinggi kalori menambah konsentrasi seseorang.

6 dari 6 halaman

Kaya nutrisi


5. Banyak nutrisi terserap tubuh
Orang yang tidak sarapan ternyata malah mengonsumsi lebih banyak lemak sedangkan nutrisi seperti kalsium, kalium, serat lebih sedikit seperti diungkapkan dalam jurnal Nutrition Research and Practice.
Â