Liputan6.com, Jakarta Para peneliti dari Auburn University mengklaim bahwa obat WY3161 bisa menjadi pengobatan ebola di masa depan. Obat ini dinilai dapat memblokir penyebaran virus yang mematikan.
Seperti dilansir Foxnews, Kamis (7/8/2014), WY3161 merupakan senyawa yang dapat memblokir penyebaran virus ebola pada saat diuji ke monyet. Bekerja sama dengan National Institutes of Health (NIH), peneliti berencana menerbitkan penemuannya ini pada akhir bulan Agustus dalam jurnal Bioorganic & Medicinal Chemistry.
"WY3161 memang masih awal dan baru masuk tahap pengujian dan pengembangan, sehingga belum siap untuk digunakan pada pasien Ebola saat ini. Namun, senyawa ini dapat menutup akses virus di masa depan," kata ahli kimia yang terlibat dalam penelitian, Prof. Stewart Schneller.
Peneliti lain dari Scripps Research Institute, Erica Ollmann Saphire menjelaskan obat ini bersifat memberitahu sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran penjajah asing sehingga virus atau sel yang terinfeksi dapat dihancurkan.
Sebelumnya, pemberian obat untuk pasien ebola saat ini disebut juga ZMapp. Obat ini telah diberikan pada dua pasien-warga Amerika. Meski obat tersebut masih uji coba, tapi tim ahli menilai tidak memiliki pilihan lain karena penyebaran virus begitu cepat dan risiko kematiannya mencapai 96 persen.
Menurut ahli medis, kondisi kedua pasien Amerika itu membaik. Tapi ahli medis lain menyebutkan, terlalu dini untuk mengetahui apakah pengobatan ZMapp efektif karena obat ini masih dalam pengujian.
Advertisement