Sukses

Stok Menipis, Harga Darah Naik Rp 360 Ribu Per Kantung

Kurangnya ketersedian stok darah karena masih minimnya pendonor apa lagi bertepatan usai Bulan Ramadan dan Idul Fitri 1435 Hijriah,

Liputan6.com, Jakarta Ketersediaan stok darah di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD-PMI) cabang Sulawesi Tengah (Sulteng) kian menipis, Selasa (12/8/2014). Bahkan harga darah sudah mengalami kenaikan dari Rp 250 ribu ke Rp 360 ribu per kantung isi 350 cc.

Kepala Laboratorium UDD-PMI cabang Sulteng, Kamaria menerangkan, saat ini pihaknya hanya mempunyai 88 stok kantung darah, yang terdiri dari golongan darah A sebanyak 36 kantung, darah B delapan kantung, darah O 41 kantung, dan golongan darah AB tiga kantung.

"Jumlah ini terbilang memang sedikit, apa lagi kalau permintaan pasien itu lebih dari satu kantung. Karena biasanya satu pasien bisa sampai empat sampai lima kantung sekali mengajukan permintaan kepada kami," terang dia kepada Liputan6.com di Palu.
   
Dia menyebutkan, kurangnya ketersedian stok darah karena masih minimnya pendonor apa lagi bertepatan usai Bulan Ramadan dan Idul Fitri 1435 Hijriah, sementara permintaan darah dari pasien di sejumlah rumah sakit terus mengalami peningkatan tiap harinya.

"Sehari 30 hingga 40 kantung darah kami keluarkan untuk pasien. Jumlah itu untuk semua jenis darah dan yang paling mendominasi dari permintaan pasien itu golongan darah A dan O. Wajar kalau stok berkurang," terang dia kepada Liputan6.com saat ditemui di ruang kerjanya.
   
Kendati ketersedian darah sangat kurang, pihak UDD-PMI cabang Sulteng, terus berupaya untuk mendapatkan pendonor agar bisa meyeimbangkan tingginya permintaan pasien dengan ketersedian stok yang dimikili. Salah satu upaya itu, dengan menyurat ke sejumlah instansi pemerintahan maupun swasta hingga ke TNI-Polri yang ada di daerah itu.

"Semua instansi disurati. Jika sudah ada yang siap, kami tinggal mendatangi untuk melakukan pendonoran. Kami yakin kurangnya stok ini tidak akan berlangsung lama, karena pasti dalam beberapa hari kedepan kami akan mendapat banyak pendonor. Dan kami menarget kedepan bisa mendapatkan 900 kantung per bulan," ungkap Kamaria.

Ditanya soal kenaikan harga per kantung darah, Kamaria tidak membantah. Ia mengakui, kenaikan itu sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada tanggal 1 Juni 2014 lalu.

"Kebijakan itu berlaku untuk semua UDD-PMI seluruh Indonesia. Dan kami juga sudah menerapkan, hanya saja baru untuk pasien BPJS yang membayar Rp 360 ribu per kantung, sementara untuk pasien umum masih di harga nolmal Rp 250 per kantung. Tapi dalam waktu dekat harga darah untuk pasien umum juga pasti akan naik, karena kami tinggal menunggu surat persetujuan dari Gubernur Sulteng, saja," imbuhnya. (M Taufan SP Bustan)