Sukses

Maryam, Wanita Pertama Bergelar Profesor Matematika

Ia menerima penghargaan bergengsi akademis tertinggi, Fields di bidang matematika.

Liputan6.com, Jakarta Siapa bilang wanita tidak bisa berkarya dan berprestasi. Apalagi di bidang pelajaran matematika. Mengingat angka dan rumus saja, mungkin  sudah pusing duluan. Tapi berbeda dengan seorang wanita berdarah Iran ini. Beberapa waktu lalu, Ia menerima penghargaan bergengsi akademis tertinggi, Fields di bidang matematika.

Di usianya yang masih muda, Profesor Maryam Mirzakhani (37) telah menyelesaikan program doktornya di Harvard pada 2004. Tesisnya menemukan cara menghitung volume Weil-Petersson ruang modulus dari teori Riemann. Minat penelitiannya mencakup teori Teichmüller, geometri hiperbolik, ergodic teori, dan geometri symplectic. Ia pun akhirnya dianugerahi penghargaan matematika.

Lantas, apa yang membuat Maryam begitu mencintai matematika? The Guardian, Kamis (14/8/2014) menuliskan, Maryam kecil sangat suka membaca novel.

"Saya dibesarkan di sebuah keluarga dengan tiga bersaudara. Dalam banyak hal, merekalah yang mendukung saya untuk sukses, meskipun saat ini perang terus terjadi. Kakakku lah yang mengenalkan matematika. Yang saya ingat, kakakku mengatakan masalah angka dari 1 sampai 100. Saya pikir mungkin dia telah membaca jurnal ilmiah populer tentang bagaimana Gauss memecahkan masalah ini. Tapi solusinya cukup menarik bagi saya," katanya.

Selanjutnya, Maryam mulai termotivasi untuk memelajari matematika. Kebetulan, di sekolahnya terdapat toko-toko buku di sepanjang jalan Teheran. Dan ia mulai membaca satu per satu. Sampai akhirnya, ia dilibatkan dalam olimpiade matematika.

"Sebagai seorang remaja, saya menikmati tantangan. Tapi yang paling penting, saya ingin bertemu tokoh inspirasi di bidang matematika," ungkapnya.

Mengikuti berbagai olimpiade membuat Maryam berhasil kuliah di Harvard University. Disana, ia mulai menekuni kombinatorika dan aljabar. Tapi jangan sangka semua teori matematika mudah. Baginya, struktur geometris merupakan hal tersulit.

Hingga akhirnya, Maryam pun menjadi dosen di Stanford University dan mendapat penghargaan di bidang matematika. "Ini adalah kehormatan besar. Semoga para ilmuwan perempuan juga bisa seperti saya."

Video Terkini