Liputan6.com, Jakarta Peran serta masyarakat untuk penanganan masalah sosial di Indonesia masih harus ditingkatkan. Misalnya, organisasi massa (ormas) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
“Permasalahan sosial dalam hitungan statistik masih tinggi, ditambah tipologi masalahnya sangat berbeda satu dengan lainnya, sehingga membutuhkan strategi dan waktu untuk menyelesaikannya, ”kata Menteri Sosial saat kunjungan kerja di Tegal, Jawa Tengah, Selasa (19/8/2014).
Ormas dan BEM dalam konteks kesejahteraan sosial, termasuk dalam Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Mereka adalah tunas-tunas muda dan memiliki keilmuan. Energi mereka perlu dimanfaatkan bagi membantu percepatan penanganan masalah sosial.
Advertisement
Selama ini, pendapat orang sering menganggap mahasiswa tukang demo atau tukang tawuran. Demikian juga ormas sering dicap sebagai pelaku kekerasan. Faktanya tidak semua demikian, masih banyak nilai-nilai kebangsaan dan kesetiakawanan sosial di tengah-tengah masyarakat.
Pada diri mahasiswa mengemban satu dari Tri Darma Perguruan Tingginya, yaitu pengabdian masyarakat dan ormas mengemban fungsi pencapaian kesejahteraan. Ini satu benang merah dalam wadah pencapaian tujuan negara.
Telah lama Kemensos menggandeng ormas dan BEM dalam berbagai pelaksanaan di lapangan. Saat ini, giliran BEM UI dan UIN yang dilibatkan. Sementara itu, dari ormas yang diajak dari Urban Poor Consortium dan Front Pembela Islam (FPI).
“Mereka akan bersama-sama melakukan kegiatan Bedah Kampung di Desa Guci, Kabupaten Tegal, ” katanya.
Di desa tersebut, akan dibedah 241 rumah tidak layak huni yang ditinggali warga sangat miskin. Rumah-rumah ini akan dirubuhkan dan dibangun kembali dalam waktu 7 hari. Per rumah mendapatkan bantuan dari Kemensos sebesar 10 juta rupiah, bantuan pemda akan mengerahkan tenaga tukang dan tambahan fisik lainnya.
“Kini, Kemensos telah menyelesaikan 11 ribu rumah warga miskin di 46 kabupaten/kota. Setiap tahun Kemensos mempunyai kuota 15 ribu rumah, sementara jumlah rumah tidak layak huni di Indonesia ada 2,3 juta, ” ujarnya.
Kebersamaan perlu dibangun untuk mendorong agar semangat kesetikawanan sosial di seluruh komponen bangsa tetap terjaga. Hal itulah cermin jati diri bangsa yang sedang dipertaruhkan di tengah perubahan sosial budaya, ” katanya.
Semangat bedah merupakan semangat kesetiakawanan sosial. Peduli dan berbagi menjadi inspirasi semua komponen untuk turut berpartisipasi dan berbuat secara material maupun non material.
“Eksistensi ormas dan BEM sebagai bagian tidak terpisahkan dari pembangunan bangsa harus terus dikumandangkan. Bekerja langsung mengatasi masalah di lapangan sebagai praktek pembelajaran untuk mengimplementasikan keilmuan yang didapatkannya di bangku sekolah.
“Model tersebut telah membuktikan kinerja dan hasil kinerja yang telah dilakukan oleh eksekutif, ” ujarnya