Sukses

Meremehkan Vaksinasi, Membahayakan

Keliru bila ada yang berpendapat bahwa tubuh bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu pemberian vaksin setiap bulannya.

Liputan6.com, Jakarta Keliru bila ada yang berpendapat bahwa tubuh bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu pemberian vaksin setiap bulannya. Apalagi bila menyamakannya dengan kondisi yang terjadi pada masyarakat zaman dulu.

Afiono Agung Prasetyo, dr., Ph.D mengatakan, keengganan untuk melakukan sebuah penelitian terhadap suatu penyakit, membuat masyarakat pada zaman itu membiarkan penyakit yang ada di tubuhnya sembuh dengan sendiri.

"Dulu, orang-orang tidak mau melakukan penelitian terhadap batuk dan pilek, karena bisa sembuh dengan sendirinya selama satu minggu. Tapi, ilmu pengetahuan ini kan terus berkembang, dan orang mulai sadar dampaknya," kata Afiono ditulis Rabu (20/8/2014).

Menyadari bahwa batuk dan pilek yang didiamkan membuat pasien berisiko menderita asma, pandangan masyarakat pun secara perlahan mulai terbuka. "Mereka yang hidup di negara maju sekali pun, rutin melakukan vaksin. Termasuk negara yang terbebas dari endemi suatu penyakit dan dianggap bersih," kata Wakil Ketua Bidang Penelitian dan Kerjasama Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS)

Hal yang sama juga terjadi pada kasus influenza. Dulu, pasien yang terserang virus influenza pun akan didiamkan selama satu minggu, tanpa diberi obat, termasuk vaksin. Akan tetapi, setelah mengetahui virus influenza memiliki efek merugikan, maka vaksinasi penting untuk diberikan.