Liputan6.com, Jakarta Epidemi virus ebola yang melanda Guinea, Lineria, Sierra Leone dan Nigeria kini telah menyebabkan kematian paling tidak hingga 1.229 orang. Fakta lainnya adalah sekitar 75 persen ebola menginfeksi perempuan. Menurut petugas kesehatan resmi, hal ini disebabkan karena perempuan umumnya sebagai care-giver (pembawa), perawat dan pedagang yang memang berisiko mudah terinfeksi penyakit ini.
"Perempuan adalah pengasuh. Jika anak sakit akan mengatakan 'pergi ke ibumu'," tutur Julia Duncan-Cassell, menteri gender dan pembangunan Liberia kepada Washington Post seperti dilansir dari Independent, Kamis (22/8/2014).
"Perempuan yang bekerja sebagai pedagang melintasi Guinea dan Sierra Leone untuk pergi ke pasar setiap minggu. Selain itu, ketika ada kematian salah satu anggota keluarga, yang mempersiapkan adalah bibi atau saudara perempuan lainnya," tambah Cassel.
Advertisement
Hal-hal inilah yang membuat perempuan berisiko lebih besar tertular virus ebola mematikan ini.
Besarnya peran perempuan dalam kehidupan masyarakat Afrika Barat membuat Maricel Seeger, juru bicara WHO di Monrovia, Liberia merasa perlu menjangkau perempuan agar ikut diberi pendidikan tentang penanggulangan virus demi mencegah tingginya penularan virus ebola.