Liputan6.com, Jakarta Seluruh dunia boleh saja panik dengan serangan virus ebola yang telah mematikan 1.427 orang. Tapi menurut Guru Besar Biocell Universitas Brawijaya, Profesor Sutiman orang Indonesia tidak perlu panik karena virus mematikan tersebut dapat dicegah dengan tembakau.
"Tembakau itu memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Di antaranya bisa dipakai mengobati sakit perut dengan memasukkan asapnya lewat dubur. Selain itu bisa dibuat vaksin untuk mencegah virus ebola," kata pendiri Rumah Sehat dengan Terapi Rokok ini melalui surat elektronik yang diterima Liputan6.com, Senin (25/8/2014).
Khusus dalam menangani virus ebola, kata dia, dalam tanaman tembakau terdapat tobacco mozaic virus yang bisa disisipi gen anti bodi untuk anti ebola. Jadi, tanaman tembakau itu bisa memproduksi vaksin anti ebola.
"Sejarah mencatat, tembakau diketahui bermanfaat bagi kesehatan sejak abad 15. Saya mengingatkan semua pihak, terutama pemerintah untuk tidak mudah termakan kampanye global yang bisa memusnahkan kekayaan hayati tembakau di Indonesia. Alasannya, Indonesia memiliki banyak varietas tembakau dan tidak ada di belahan dunia lain, seperti tembakau Madura, Jember, dan Temanggung," katanya.
Demi mencegah ebola, Sutiman mengaku siap membuat vaksin anti virus ebola itu bila memang Universitas Brawijaya dipercaya. Ini karena membuat vaksin itu mudah, namun bagaimana mengembangkan dan memasarkannya itu tidak gampang. Permasalahannya kompleks, karena berkaitan dengan masalah bisnis secara global.
"Ada aroma bisnis di balik kehebohan virus ebola. Setiap ada isu kesehatan dipastikan muncul vaksin baru. Dia contohkan vaksin meningitis yang diwajibkan bagi jamaah haji dan orang yang hendak menunaikan umroh. Seperti halnya vaksin meningitis, dalam kasus virus ebola Indonesia juga bakal hanya menjadi pasar besar bagi industry farmasi global," jelasnya.
Dia menambahkan, virus ebola itu memang sangat berbahaya dan mengerikan. Sesuai catatan WHO, kini terdapat 2.615 kasus dengan 1.427 kematian. Wabah ini menjangkiti Afrika Barat seperti Guinea Sierre Leone, Liberia, Nigeria.
"Virus ebola menular lewat kontak badan atau ludah. Bila terjangkit, bisa merusak sistem peredaran darah hingga pembuluh darah pecah. Indikasi orang terserang virus ebola itu, badan terasa panas selama dua hari hingga tiga pekan. Lalu tenggorokan sakit, otot pegal-pegal, kepala pening, muntah-muntah, dan diare. Akibat selanjutnya, diikuti penurunan fungsi hati dan ginjal, diikuti darah keluar dari pori-pori kulit," tukasnya.
Sebelumnya, Kepala Balitbangkes, Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa penggunaan tembakau untuk obat ebola sebenarnya telah dilakukan di Amerika namun masih dalam proses penelitian (eksperimen).
"ZMapp berisi 3 jenis antibodi monoklonal yang di proses di tanaman antara lain Nicotiana benthamania. Tanaman ini adalah suatu jenis khusus daun tembakau yang digunakan untuk penelitian agroinfiltration, dimana rekombinan agrobacterium digunakan untuk memasukkan bahan genetik baru ke dalam tanaman," katanya.
Tjandra menambahkan, ZMapp merupakan koktail kombinasi antara beberapa obat lain, yaitu MB-003 dan ZMab. Tapi mekanisme kerjanya belum sepenuhnya diketahui, mungkin menghambat virus memperbanyak diri, atau melakukan neutralisasi virus itu. Untuk dapat diakui khasiat dan keamanannya serta digunakan secara luas, maka obat ini masih memerlukan proses penelitian, yaitu uji klinik fase 1, fase 2 dan fase 3‎.
Advertisement