Liputan6.com, Jakarta Bukan nama seseorang, namun TIA di sini merujuk untuk Transcient Ischemic Attack atau yang juga dikenal dengan sebutan mini stroke. Sebuah gejala stroke yang berlangsung kurang dari 24 jam.
"Gejala mini stroke gejalanya sama dengan stroke. Misalnya mulutnya mencong kemudian kembali seperti semula, lemas sebelah lalu kembali lagi, baal kemudian kembali normal, " terang dokter Nizmah, SpS usai acara media gathering 'Stroke, Bukanlah Akhir Segalanya' di RSU Bunda Jakarta, (26/8/2014).
Mengenai berapa lama dan frekuensi terjadinya bisa berbeda-beda pada setiap orang. "Ada yang berlangsung beberapa jam saja kemudian pulih normal kembali. Ada yang seminggu 3 kali. Bermacam-macam," terang dokter lulusan departemen neurologi FKUI RSCM ini.
Advertisement
Dokter Nimzah menegaskan bahwa ketika mendapati gejala stroke harus segera dibawa ke rumah sakit. "Meski kembali pulih saat dibawa ker rumah sakit, namun ini sudah merupakan warning, harus diperiksa agar tak menjadi lebih parah," tandasnya.
Pemeriksaan tepat pada mini stroke penting dilakukan untuk mengetahui apa saja faktor risiko pada pasien yang menyebabkan hadirnya mini stroke. Misalnya tekanan darah tinggi, kadar kolesterol, diabetes atau rokok. Karena mini stroke berpotensi menjadi stroke. Bahkan, sekitar 30% stroke diawali dengan mini stroke.