Liputan6.com, Jakarta Jika kita invesntaris satu per satu dapat dengan mudah kita dapati teman pria yang menderita stroke. Berbeda dengan teman perempuan yang jarang sekali ditemukan menderita stroke. Dokter Nizmah, SpS dari RSU Bunda Jakarta meneguhkan hal ini. Penderita stroke memang didominasi para pria dibandingkan perempuan.
"Faktor hormonal yaitu estrogen dan progesteron pada wanita saat masa subur bisa melindungi organ-organ serta darah dalam tubuhnya. Namun ketika sudah memasuki menopause mulai muncul gangguan lainnya," terang dokter Nizmah usai acara media Gathering 'Stroke, Bukanlah Akhir dari Segalanya' (26/8/2014).
Baca Juga
Selain faktor hormon, dokter Nizmah menjelaskan bahwa gaya hidup juga membuat pria lebih rentan terkena stroke. Merokok misalnya, lebih banyak laki-laki yang melakukan kebiasaan ini. Padahal merokok merupakan salah satu pencetus munculnya stroke pada seseorang.
Advertisement
Asap rokok yang masuk ke dalam tubuh, membuat dinding pembuluh darah jadi tidak licin lagi sehingga membuat plak-plak seperti kolesterol mudah menempel sehingga menyumbat pembuluh darah. Jika penyumbatan terjadi di otak membuat darah tak mampu menutrisi dan membawa oksigen pada sel-sel saraf sehingga membuat mati dan muncullah stroke.
"Meski lebih sedikit, namun kecenderungan jumlah perempuan yang terkena stroke terus meningkat setiap tahunnya," tambah dokter Heri Aminuddin, SpBS(K) dari RSU Bunda pada acara yang sama.