Liputan6.com, Jakarta Klinik tumbuh kembang anak banyak hadir di tengah-tengah masyarakat, namun bukan berarti pos pelayanan terpadu (posyandu) mati. Tercatat kini ada lebih dari 330.000 Posyandu di Indonesia. Namun sayang, kader posyandu sebagai garda terdepan sumber informasi masyarakat malah merasa kurang informasi tentang bagaimana melayani tumbuh kembang anak usia 1-5 tahun.
Program Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai salah satu organisasi yang di dalamnya terdapat para kader posyandu merasakan hal tersebut.
Baca Juga
"Kader posyandu itu harus haus informasi dalam melaksanakan penyuluhan dan penggerak tumbuh kembang anak di wilayahnya," tutur perwakilan Tim Penggerak PKK Pusat Soesilowati Soebekti seperti disampaikan dalam acara Gerakan Posyandu Peduli TAT di Hotel Mercure, Jakarta (30/8/2014).
Advertisement
Hasil berbeda ketika para kader posyandu diberi informasi yang memadai tentang tumbuh dan kembang anak oleh para ahli, mereka lebih percaya diri sebagai penyuluh dan penggerak.
Berbagai kelas kader posyandu pun akhirnya dibuat yang dihadiri perwakilan dari sebagian wilayah Indonesia sebagai hasil kerjasama TP PKK Pusat dan perusahaan susu swasta. Selain itu, para kader dibekali dengan buku tentang tahap-tahap awal pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kader posyandu yang sudah memiliki bekal informasi memadai bisa menularkan dan menyebarkan informasinya ke orangtua usia batita. Sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
"Hingga usia tiga tahun, pertumbuhan dan perkembangan anak adalah golden period. Dimana kecerdasan dan perkembangannya berkembang pesat pada tahun-tahun awal kehidupannya. Dan ketika orangtua melewatkan periode ini begitu saja, tak bisa lagi dikembalikan. Yang berakibat kecerdasan anak terganggu dan tidak berkembang dengan baik," tutur Guru Besar Gizi dan Pangan IPB Profesor Dr. Ali Khomsan pada kesempatan yang sama.