Sukses

Posyandu Kini Mulai Diminati Lagi

Perbaikan kemampuan kader Posyandu membuat Posyandu tak sekedar memantau tinggi dan berat badan batita, tapi juga aktif dan tanggap anak.

Liputan6.com, Jakarta Selama ini masyarakat mengenal pos pelayanan terpadu (Posyandu) tak jauh-jauh dari ukur berat dan tinggi badan batita. Namun, di beberapa posyandu yang telah direvitalisasi bisa melakukan lebih dari itu.

Berbeda dengan posyandu umumnya, posyandu yang dikembangkan hasil kerjasama Tim Penggerak Pusat Program Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Nestle Dancow Batita tak hanya memantau aspek pertumbuhan, tapi juga perkembangan terutama aktif dan tanggap pada anak rentan usia 1-3 tahun.

Aspek pertumbuhan terdiri dari pengukuran lingkar kepala, berat dan tinggi badan anak tetap dilakukan pada posyandu ini. Namun aspek aktif dan tanggap anak juga diperhatikan dan dipantau.

"Para kader posyandu maupun orangtua bisa melihat check list apa saja yang berisi hal-hal yang sudah bisa dilakukan anak rentang usia tertentu. Jika 50-60 persen anak belum bisa melakukan hal tersebut artinya dalam tahap warning. Perlu dilakukan stimulasi khusus agar anak bisa melakukan hal tersebut," terang salah satu pembuat modul sekaligus pengajar kelas kader Posyandu Peduli Tumbuh-Aktif-Tanggap yang juga Guru Besar Gizi dan Pangan IPB Profesor Dr. Ali Khomsan di Hotel Mercure, Jakarta ditulis, Senin (1/9/2014).

Ali menjelaskan ketika para kader posyandu mengetahui bahwa misalnya ada problematika tahap tumbuh, aktif, maupun tanggap anak, para kader bisa memberi tahu ke mana atau ke siapa yang lebih ahli untuk bisa menangani hal tersebut. "Usia 1-3 adalah golden periode yang tidak bisa dikembalikan. Sehingga ketika ada masalah pada tahap ini bisa membuat kecerdasan terganggu dan tak berkembang dengan baik," terang Ali.

Pemberian modul dan kelas kader posyandu tumbuh, aktif dan tanggap membuat para kader makin paham mengenai gizi, serta perkembangan anak termasuk mainan edukatif yang baik untuknya.

"Jika dulu, orang ke Posyandu untuk ukur dan timbang berat badan anak saja. Tentu membuat bosan sehingga malas datang ke Posyandu. Namun, para kader yang kini juga memiliki informasi baik tumbuh, aktif, dan tanggap membuat kenaikan kedatangan sasaran ke Posyandu. Yang biasanya cuma 55 persen sekarang bertambah mencapai 70 persen," tutur perwakilan Tim Penggerak PKK Pusat Soesilowati Soebekti seperti disampaikan dalam acara Gerakan Posyandu Peduli TAT di Hotel Mercure, Jakarta (30/8/2014).

Video Terkini