Sukses

RSCM Buka Pusat Pelatihan Endoskopi Lanjut untuk Dokter

Meskipun Indonesia telah memiliki 10 pusat pendidikan pelatihan endoskopi saluran cerna tingkat dasar yang berada di RS ini

Liputan6.com, Jakarta Meskipun Indonesia telah memiliki 10 pusat pendidikan pelatihan endoskopi saluran cerna tingkat dasar yang berada di rumah sakit (RS) pendidikan, belum ada satu pun yang menyelenggarakan pelatihan endoskopi tahap lanjut.

Maka itu, sejak Senin (8/9/2014) sampai tujuh hari ke depan, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyelenggarakan pelatihan endoskopi tahap lanjut bersama sejumlah dokter yang berasal dari Jepang.

"Pelatihan endoskopi tahap lanjut terlaksana berkat bantuan dari pemerintahan Jepang melalui Ministry of Economy Trade and Industry (METI), yang bekerjasama dengan Olympus Medical System Corporation," kata Dr. dr. Dadang Makmun, SpPD-KGEH, FACG.

Pada konferensi pers tentang 'Pelatihan Endoskopi Saluran Cerna Tahap Lanjut' di Pusat Endoskopi Saluran Cerna RSCM, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2014), Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) menekankan, Pemerintah Jepang menunjuk beberapa ahli endoskopi dari Universitas Kobe untuk memberikan pelatihan di RSCM selama satu minggu.

Adapun peralatan termutakhir endoskopi disediakan oleh Olympus, kata Dadang, yang dibuat terintegrasi dengan Medical Working Group in Asia Pacifik Advance Network (APAN) sehingga dokter bisa melaksanakan telemedecine dan teleconference untuk mendiskusikan kasus.

"Pokoknya, yang tergabung dengan APAN bisa melakukan teleconfrence untuk membicarakan kasus-kasus sulit endoskopi saluran cerna tahap lanjut," kata dia.

Pusat Endoskopi Saluran Cerna RSCM menjadi satu-satunya di Asia Tenggara yang sudah terintegrasi dengan APAN.

Dalam kesempatan itu, Division of Gastroenterology, Department of Internal Medicine, University of Indonesia sekaligus Sekretaris Jenderal PB-PEGI, Ari Fahrial Syam, MD.PhD, FACP mengatakan, pelatihan serta kursus ini sebagai persiapan menghadapi AFTA (Asean Free Trade Area) 2015, agar dokter Indonesia bisa bersaing dengan dokter luar yang bekerja di Indonesia.

"Dokter Indonesia bisa menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia," kata Ari.

Ada pun dokter yang dapat menjadi peserta pelatihan endoskopi tingkat lanjut hanyalah dokter spesialis penyakit dalam.