Sukses

2 Tahun Terapi, Penderita Skizofrenia Bisa Lepas Obat

Jika dideteksi dini, pasien yang telah melakukan terapi 2 tahun bahkan bisa beraktivitas tanpa obat yang mesti ia konsumsi.

Liputan6.com, Jakarta Skizofrenia atau penyakit gangguan jiwa berat akibat gangguan otak ini ternyata bisa membawa kesembuhan bagi penderitanya. Jika dideteksi dini, pasien yang telah melakukan terapi 2 tahun bahkan bisa beraktivitas tanpa obat yang mesti ia konsumsi.

Seperti disampaikan Ketua Seksi Skizofrenia Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, dr. A. A. Ayu Agung Kusumawardhani, SpKJ (K) bahwa penderita skizofrenia itu fungsi otak dan kognitifnya bisa tetap utuh asalkan segera diobati.

"Skizofrenia itu penyakit yang menyebabkan halusinasi atau waham. Ini terjadi karena hiper dopamin di otak. Dopamin berlebih menjadi racun buat neuron, sel saraf di otak. Kalau tidak diobati
akan menyebabkan kematian sel otak, kalau itu terjadi lama, akan terjadi penurunan kecerdasan. Tapi kalau dini ada intervensi, maka dia akan tetap cerdas dan tidak terpengaruh fungsi kognitifnya," kata Ayu saat Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Lighting the Hope for Schizophrenia di hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, ditulis Rabu (10/9/2014).

Menurut Ayu, jika pasien yang terdeteksi skizofrenia dan diobati dini, kemudian responnya bagus. Artinya stabilitas dipertahankan, sudah tidak ada gejala lagi. Minimal 2 tahun berobat, dokter bisa memutuskan apakah pasien bisa menghentikan obat atau tidak.

"Kalau dalam 2 tahun tidak kambuh, bisa dipertimbangkan obat diberhentikan secara perlahan. Tapi hal ini tidak berlaku bagi orang skizofrenia yang melakukan kekerasan baik pada diri sendiri ataupun orang lain. Karena kekambuhan pasien tidak bisa prediksi," ungkapnya.