Liputan6.com, Jakarta Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayi sampai berusia enam bulan atau dua tahun, merupakan investasi gizi yang membantu memutus lingkaran kemiskinan. Bahkan, mampu meningkatkan PDB 2 sampai 3 per tahun.
Secara tidak langsung, pemberian ASI eksklusif akan mencetak generasi baru berkualitas, penentu masa depan bangsa.
"Kehidupan kita semua berawal dari makanan. Dan ASI merupakan makanan pokok yang harus diberikan pada seorang bayi. Perilaku kita mengenai makanan, turut memengaruhi akan seperti apa kita di masa depan," kata Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Doddy Izwardi.
Dalam konferensi pers untuk Pekan ASI Sedunia di Ruang Mahamarjono, Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kuningan, Jakarta, pada Jumat (12/9/2014), Doddy menjelaskan bahwa hanya dengan melakukan investasi 1 dolar pada gizi, mampu menghasilkan kembalinya 30 dolar dalam peningkatan kesehatan. "Termasuk juga pendidikan dan produktivitas ekonomi," kata Doddy menambahkan.
Pada the copenhagen consensus 2012, lanjut Doddy, para ekonom terkenal dunia mengidentifikasi cara paling erdas mengalokasikan uang untuk menghadapi tantangan utama dunia adalah dengan inestasi untuk perbaikan status gizi penduduk.
ASI Eksklusif Cetak Generasi Baru Berkualitas
Secara tidak langsung, pemberian ASI akan mencetak generasi baru berkualitas, penentu masa depan bangsa.
Advertisement