Liputan6.com, Jakarta Sebuah hasil riset mengatakan, gangguan yang menyerupai gonorea, dikenal sebagai uretritis, yaitu penyakit menular seksual (PMS) yang paling umum terjadi, dapat menulari pria ketika pria tersebut memperoleh layanan oral (fellatio). "Ini tidak mengada-ada,"ungkap Dr. Hunter Handsfield dari University of Washington, mengomentari hasil riset tersebut, seperti dikutip HealthDay News, Jumat (19/9/2014).
Uretritis adalah keadaan yang terkait dengan sejumlah gangguan kesehatan, semisal infeksi saluran kencing dan beberapa PMS lain, yang menyebabkan peradangan di saluran kencing (uretra).
Baca Juga
Menurut Direktur STD Prevention and Control Services di San Francisco Department of Public Health Dr. Jeffrey D. Klausner, uretritis dapat pula menyebabkan gangguan kelamin, yaitu perih atau panas kalau sedang kencing dan ujung penis menjadi bengkak serta memerah.
Advertisement
Simtom yang ada, katanya, biasanya menegaskan adanya suatu infeksi karena kuman seperti bakteri atau virus. Menurut Klausner, uretritis biasanya menyembuh sendiri atau mudah disembuhkan dengan antibiotika. Namun, dalam sejumlah kasus, gangguan itu dapat menimbulkan komplikasi berat, termasuk kerusakan permanen di saluran kencing, baik pada pria maupun wanita, terutama bila gangguan itu tidak dirawat dengan benar.
Handsfield menambahkan, pasien pria yang datang ke klinik-klinik di Amerika Serikat lebih banyak mengidap uretritis ketimbang gangguan PMS lain. Karena itulah, gangguan tersebut dikategorikan sebagai gangguan PMS yang paling umum menimpa pasien, baik pria maupun wanita.
Dalam pengkajian terbaru, periset di Australia merekrut 329 pria dengan simtom uretritis yang tidak terkait dengan gonorea dan 307 pria sehat. Periset memberi tes kepada mereka dan menanyakan kebiasaan seksualnya.
Dari situ diketahui, sekitar lima persen kasus terkait langsung dengan kuman-kuman yang berasal dari mulut, seperti Adenoviruses dan sejenis herpes. Menurut pengkajian yang dirilis di Journal of Infectious Diseases edisi online ini, periset juga mendapati bahwa uretritis tanpa sebab yang jelas lebih umum menimpa pria yang gemar memperoleh layanan oral dari pasangannya, baik itu wanita maupun sesama pria.
Di sini, menurut Handsfield, periset menekankan pengaruh potensial kuman yang normalnya tidak membahayakan bila berada di dalam mulut. "Terlihat bahwa beberapa kasus uretritis berkaitan dengan bakteri yang sepenuhnya normal bila berada di mulut, tetapi menyebabkan peradangan bila berada di saluran kencing,"kata Handsfield.
Ini juga mengingatkan bahwa bila pria mengalami kasus sejenis uretritis yang didapat dari pasangannya, dia lalu menyimpulkan bahwa pasangannya itu pernah selingkuh.
"Penyebab uretritis itu bisa cuma dari kuman yang normal berada di mulut,"sebut Hansfield. Sebaliknya, tidak ada bukti bahwa wanita mudah tertular uretritis dari cunnilingus (oral seks yang dilakukan untuk wanita). Bahkan, bila dikaitkan dengan penyakit menular seksual, kata Handsfield, cunnilingus lebih aman daripada fellatio.
Apa arti semua ini bagi pria yang aktif secara sekual? "Pria yang memperoleh oral seks perlu mempertimbangkan penularan PMS dan berkonsultasi ke dokter untuk memastikan ada-tidaknya gangguan uretritis pada dirinya serta bagaimana mengurangi risiko supaya tidak terkena infeksi,"kata Klausner.