Liputan6.com, Jakarta Rutin mengonsumsi parasetamol selama masa kehamilan berisiko meningkatkan terjadinya ADHD pada anak yang akan dilahirkannya kelak. Peneliti asal Selandia Baru mengatakan, temuan terbaru ini memang sangat mengkhawatirkan.
Penelitian yang dilakukan The Auckland University dan dirilis pada Jumat di awal September ini menyatakan, adanya hubungan yang erat antara obat penghilang rasa sakit dengan gangguan perilaku pada seorang anak.
Dalam penelitian yang dipimpin Dr John Thompson, para ilmuwan melakukan analisa penggunaan obat seperti acetaminophen, aspirin, antasid, dan antibiotik selama kehamilan, yang kemudian mengukur gejala ADHD pada anak-anak berusia 7 dan 11 tahun.
Hasilnya, dari 871 orang bayi di Eropa, setengah dari ibu yang mengonsumsi acetaminophen dalam bentuk parasetamol selama masa kehamilan, memiliki keturunan yang berisiko mengalami ADHD.
"Penemuan ini terkait dosis rendah acetaminophen atau parasetamol (terindikasi dari rentan waktu berapa minggu obat itu bereaksi) dapat memengaruhi perilaku seorang anak 7 tahun kemudian. Dan yang paling umum digunakan adalah obat antenatal," kata Dr. Thompson.
Dikutip dari Daily Mail, Jumat (26/9/2014), Dr. Thompson mengatakan bahwa penelitian ini tidak memiliki data pasti apakah ADHD akan berlanjut saat anak beranjak remaja atau memasuki usia pubertas.
"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memberikan penilaian yang lebih tepat dari risiko dan konsekuensi pengambilan obat penghilang rasa sakit selama masa kehamilan," kata dia menekankan.
Keseringan Minum Parasetamol, Ibu Bakal Lahirkan Anak Hiperaktif
Rutin mengonsumsi parasetamol selama masa kehamilan berisiko meningkatkan terjadinya ADHD
Advertisement