Liputan6.com, Jakarta Bantuan masyarakat sangat dibutuhkan dalam penanggulanan bencana. Pelatihan pun diberikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia agar masyarakat mampu menjadi garda depan dalam hal penanganan pertama (early detection) sesudah bencana, sebelum masuk ke dalam pelayanan kesehatan yang ada.
"Early detection dalam setiap bencana itu sangat diperlukan. Maka itu, kami pun memberikan pelatihan kepada masyarakat agar dapat mengoptimalisasi pelaksanaan tugas," kata Drg. Kamaruzaman, MSc.
Dalam acara Lokakarya Klaster Nasional Kesehatan di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kuningan, Jakarta, Kamis (2/10/2014), Kepala Bagian TU PPKK Kementerian Kesehatan RI mencontohkan, peran masyarakat sebagai penanganan pertama dalam kasus kecelakaan.
Saat pelatihan itu, mereka akan dibekalkan bagaimana cara mencegah supaya tidak terlambat dalam melakukan tugasnya. "Jangan sampai terlambat mendeteksi, terlambat menangani, dan terlambat menyampaikannya kepada masyarakat. Maka itu, diperlukannya pelatihan," kata Kamaruzaman menambahkan.
Dalam kesempatan itu, Kepala Bidang Pencegahan, Mitigasi, dan Kesiapsigaan, Drs M Royan, MKes juga menjelaskan bahwa demi mengoptimalkan penanggulangan bencana, masyarakat dilatih agar mampu menjalani 8 klaster yang ada. Misalnya saja dalamhal penanganan makanan setelah bencana, masyarakat harus tahu makanan apa saja yang harus dikonsumsi. Dan bagaimana pula dengan nilai gizi dan nutrisinya. Pun dengan sanitisai, masyarakat turut dilatih supaya mampu bekerja secara maksimal.
"Tapi harus diingat bahwa penanganan pertama ini hanya untuk hal-hal yang mendasar, bukan spesialis," kata dia.
Memang, karena perubahan iklim serta bertambahnya jumlah penduduk, tantangan penanggulangan bencana di Indonesia pun semakin meningkat. Jika tidak diberikan pelatihan seperti ini, mana mungkin semuanya dapat berjalan maksimal.