Liputan6.com, Jakarta Mungkin semua orang sudah paham betul bahwa tahu dan tempe bermanfaat bagi kesehatan kita. Sayangnya, hal ini justru dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab mengingat maraknya penjualan tahu berformalin dan tempe yang mengandung zat pewarna.
Saat mengunjungi perkampungan tahu tempe, Liputan6.com berkesempatan melihat langsung proses pembuatan tahu dan tempe secara alami tanpa bahan kimia buatan. Menurut Pembantu Umum Pemukiman Industri Kecil Koperasi Tahu Tempe di Semanan, Handoko, perbedaan tahu berformalin jelas terlihat secara fisik seperti dari teksturnya yang kenyal dan warnanya yang lebih terang.
"Jika tahu tidak busuk setelah disimpan 3 hari di suhu kamar, waspada formalin. Perhatikan juga, apakah teksturnya kenyal, tidak mudah hancur, permukaannya kesat, dan tidak berbau kedelai." katanya, seperti ditulis Rabu (8/10/2014).
Khusus tahu bandung atau tahu kuning, jika menggunakan pewarna buatan maka warna kuningnya biasanya terserap hingga ke bagian tengahnya jika dibelah. Berbeda dengan tahu yang menggunakan kunyit, warna kuningnya tidak sampai ke tengah, melainkan hanya sampai permukaan saja.
Advertisement
Begitupun dengan tempe, pembuatan tempe yang menggunakan bahan pewarna berbahaya biasanya berwarna lebih terang. Sementara tempe alami, cenderung berwarna pucat.