Liputan6.com, Jakarta Rasa bahagia berperan penting dalam mencegah munculnya penyakit jantung. Rasa bahagia membuat kita bebas dari stres, yang menjadi faktor risiko terjadinya penyakit pembunuh nomor 1 di dunia, bahkan di Indonesia.
"Namun harus diingat, rasa bahagia itu harus dari diri kita sendiri. Kita tidak boleh bahagia karena tergantung orang lain. Misalnya, kalau suami bahagia, baru kita bahagia," kata Dr. Sonia Wibisono kepada Health-Liputan6.com di Jakarta, ditulis Kamis (10/10/2014)
Bagi ibu tiga orang anak, bahagia adalah dapat mensyukuri apa yang telah kita dapatkan selama ini. Bila sebagai manusia kita tidak mampu bersyukur, kata Sonia, maka hidup akan selalu susah.
"Jika ingin bahagia jangan pernah membuat `IF`. Jangan menunggu sampai kaya dulu baru bahagia dan bersyukur. Bahagialah dengan apa yang kita punya sekarang," kata Sonia.
Dokter umum yang memiliki hobi melancong menuturkan, memiliki kedua kaki, mata yang dapat melihat dunia dengan jelas, panca indera yang senantiasa sehat, bisa makan dan minum, dan memiliki tempat untuk berlindung dan tidur saja sudah sepatutnya untuk disyukuri, dan harus bahagia akan semua yang telah didapatkan itu.
"Kalau kita bahagia dari diri kita sendiri, kita bisa menolong orang lain, membahagiakan pasangan dan anak kita, dan kitanya sendiri juga tidak stres," kata Sonia.
Bahagia, Kunci Bebas dari Penyakit Jantung
Kita tidak boleh bahagia karena tergantung orang lain. Misalnya, kalau suami bahagia, baru kita bahagia.
Advertisement