Liputan6.com, Jakarta Hari-hari ini kita sedang menunggu siapa para pembantu presiden baru, menteri-menteri yang bakal menduduki posisi di kabinet pemerintahan Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla. Salah satu yang sedang ditunggu-tunggu banyak khalayak adalah sosok Menteri Kesehatan.
Sejak beberapa waktu lalu beberapa sosok dimunculkan dalam ajang "bursa" calon menkes. Antara lain Prof. DR. dr. Akmal Taher, SpU (K). Pria ini pernah menjabat sebagai direktur utama Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta dan Ketua Ikatan Ahli Urologi Indonesia.
Akmal merupakan pemilik hak paten use of inhibitor of phosphodiesterase IV di Jerman, Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang. Pada Februari 2013, Akmal diangkat menjadi Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia oleh Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.
Tokoh lain yang sempat terdengar sebagai calon kuat adalah Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM. Ahli penyakit dalam sekaligus ahli kanker ini penulis yang aktif dan akar di bidang penyakit HIV/AIDS.
Advertisement
Selain Akmal dan Zubairi, ada satu tokoh lagi yang juga digadang-gadang menjadi menkes, yakni Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr Ali Ghufron Mukti M.Sc.,Ph.D. Pria asal Blitar ini lulusan Fakultas Kedokteran dari Universitas Gajah Mada dan ahli di bidang asuransi kesehatan.
Terakhir, yang dianggap memiliki kans paling besar menjadi menkes era Jokowi adalah mantan ketua IDI (2006-2009) Dr dr Fachmi Idris MKes. Lulusan terbaik predikat andalan peserta program pendidikan reguler Lemhannas RI XLV pada 2010 ini bukanlah orang baru dalam proses terbentuknya BPJS.
Dia merupakan anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) yang membidangi lahirnya BPJS. Awalnya, Fahmi adalah tokoh ahli DJSN pada 2008, kemudian menjadi Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian sejak 2012.
Pada 2010, Fahmi sempat digadang-gadang menjadi wakil dari menteri kesehatan saat itu, (alm) Endang Rahayu Sedyaningsih. Fahmi telah menjalani uji kelayakan sebagai wakil menteri kesehatan dan menandatangani pakta integritas serta kontrak kinerja. Namun keputusan presiden tidak dikeluarkan lantaran Fahmi tidak memenuhi salah satu syarat menjadi wakil menteri, yaitu belum pernah menduduki jabatan dengan pangkat eselon 1A.
Menurut selentingan yang masuk ke meja redaksi Liputan6.com, kemungkinan besar menkes era Jokowi bakal dijabat Fachmi Idris. Meski dalam berita di televisi diprediksikan dia menjadi menteri pendidikan dasar dan menengah, Fachmi Idris disebutkan merupakan calon kuat. "Selain karena dia dikenal baik serta diterima baik oleh kalangan dokter, dia juga dianggap sukses membawa BPJS meluncur,"kata sumber yang tak mau disebut namanya.
Fachmi Idris juga dianggap menjadi calon kuat karena pekerjaan berat Jokowi ke depan adalah menyempurnakan program BPJS menjadi Indonesia Sehat. Namun, pada akhirnya tetap Jokowi yang punya hak prerogatif untuk menentukan siapa yang bakal membantu dalam Kementerian Kesehatan kali ini.Â
Â