Liputan6.com, Jakarta Konsumsi tomat secara rutin ternyata dapat membuat kehidupan seks tetap mulus dan dalam keadaan baik ketika para pria memasuki usia 50 tahun. Mengapa demikian?
Kalau kita bicara soal seks pada usia 50 tahun, satu hal yang menjadi persoalan adalah gangguan kesehatan seperti prostat. Penyakit pria lansia ini bakal merusak kehidupan seks. Â Karena itu, zat likopen yang ada di dalam satu buah tomat, akan membantu mengatasi persoalan ini.Â
Baca Juga
Dalam buku berjudul `Built For Sex: Terlatih untuk Bercinta`, Scott Hays seperti dikutip Health-Liputan6.com, Kamis (23/10/2014) dijelaskan bahwa dalam satu penelitian yang cukup besar, yang mengamati hampir 48.000 pria menemukan bahwa pria yang makan tomat (termasuk tomat dalam bentuk saus maupun topping dari seporsi pizza), setidaknya 10 kali dalam 10 minggu, mampu memangkas risiko terserang kanker prostat sebesar 45 persen.
Advertisement
Likopen terkonsentrasi pada organ-organ tubuh tertentu, khususnya kelenjar prostat. Beberapa studi telah menunjukkan hubungan likopen dengan risiko lebih rendah terhadap kanker prostat. Penelitian Washington Count membuktikan, pria yang memiliki banyak kandungan likopen dalam darahnya, risiko terhadap kanker prostat menurun hingga 50 persen dibandingkan mereka yang mengonsumsi sedikit bahan makanan sumber likopen. Bahkan bagi mereka yang berusia di bawah 70 tahun, manfaatnya menjadi lebih besar.
Likopen termasuk keluarga karotenoid, yang bertindak sebagai antioksidan, melindungi tubuh dengan menonaktifkan radikal bebas sebelum kerusakan akibat penyakit dapat terjadi. Selain kemampuan antioksidatif, menurut perusahaan karotenioid Allied Biotech Corporation, likopen juga telah ditemukan mampu menurunkan risiko penyakit jantung, oksidasi lipid, LDL (kolesterol jahat)lebih rendah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan khususnya, pencegahan kanker.
Likopen juga dilaporkan secara signifikan mampu menurunkan oksidasi LDL dalam darah manusia. Hal ini menunjukkan bahwa likopen memiliki peran dalam mencegah penyakit jantung, di mana salah satu syaratnya adalah penurunan oksidasi kolesterol LDL.
Â