Liputan6.com, Jakarta Jika kita tahu selama ini transplantasi jantung bisa dilakukan dari pendonor yang jantungnya masih berdetak. Kini sebuah terobosan baru yang dilakukan ahli bedah Australia mengklaim bisa menyelamatkan pasien dengan transplantasi dari jantung yang telah mati.
The Guardian, Sabtu (25/10/2014) mencatat, tim ahli jantung dari RS St Vincent di Sydney mengumumkan bahwa mereka telah melakukan tiga transplantasi dengan jantung yang telah berhenti berdetak selama 20 menit. Dua dari pasien yang menerima transplantasi telah pulih, sementara satu orang sisanya masih dalam perawatan intensif.
Ahli jantung dan direktur unit Peter MacDonald mengatakan, jantung ditempatkan di konsol portabel dijuluki 'heart in a box' yang didalamnya terdapat larutan khusus yang diteliti oleh RS St Vincent dan Victor Chang Cardiac Research Institute.
"Jantung dari pendonor yang tidak berdetak ini awalnya ditempatkan di mesin selama sekitar empat jam sebelum transplantasi. Terobosan ini merupakan langkah besar untuk mengatasi kekurangan pendonor," jelas MacDonald.
Ahli bedah kardiotoraks Kumud Dhital, yang melakukan transplantasi tersebut mengaku senang dan bangga karena mampu
mengkaji fungsi jantung yang telah mati. Tim peneliti bahkan mengatakan dengan transplantasi dari jantung mati ini, dokter bisa menyelamatkan nyawa pasien lebih dari 30 persen tentunya dari pendonor yang cocok.
Pasien pertama yang menjalani operasi itu Michelle Gribilas (57 tahun). Ia menderita gagal jantung bawaan dan menjalani operasi sekitar dua bulan lalu. "Saya sangat menderita sebelumnya tapi sekarang saya merasa seperti berusia 40 tahun. Saya sangat beruntung."
Pasien kedua, Jan Damen (43) juga menderita gagal jantung bawaan dan menjalani operasi sekitar dua minggu yang lalu. Ayah dari tiga anak ini juga merasa beruntung dan luar biasa.
Yayasan Jantung di Inggris (The British Heart Foundation) mengatakan, transplantasi sukses ini menawarkan harapan baru bagi pasien.
Advertisement