Liputan6.com, Jakarta Meskipun mulut kering sering dikaitkan dengan dehidrasi dan faktor-faktor lain seperti konsumsi alkohol dan merokok. Tapi kurangnya air liur yang cukup bisa jadi salah satu gejala awal diabetes.
Seperti diungkapkan Direktur Klinik Elleven Dental, Dr Sameer Patel bahwa mulut kering ini menyebabkan pembuluh darah di kelenjar ludah menebal dan memperlambat produksi alami air liur.
"Mulut kering dapat membuat gusi lebih rentan terhadap infeksi. Gejala lain termasuk haus yang berlebihan, kesemutan di tangan dan kaki, sering buang air kecil dan penglihatan kabur," kata Patel, seperti dikutip Dailymail, Sabtu (25/10/2014).
Baca Juga
WebMD juga menuliskan mulut kering bisa terjadi karena efek samping dari obat tertentu atau dari banyak resep dan obat bebas, termasuk obat yang dipakai untuk mengobati depresi, kecemasan, nyeri, alergi, dan pilek (antihistamin dan dekongestan), obesitas, jerawat, epilepsi, hipertensi (diuretik), diare, mual, gangguan psikotik, inkontinensia urin, asma (bronkodilator tertentu) dan penyakit Parkinson. Mulut kering juga dapat menjadi efek samping dari relaksan otot dan penenang.
"Mulut kering bisa menjadi efek samping dari kondisi medis, termasuk sindrom Sjogren, HIV / AIDS, penyakit Alzheimer, diabetes, anemia, cystic fibrosis, rheumatoid arthritis, hipertensi, penyakit Parkinson, stroke, dan gondok," jelasnya.
Jika Anda mengalaminya, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mengembalikan kelembaban mulut atau meningkatkan produksi air liur seperti Salagen. Atau coba langkah-langkah lain, seperti:
1. Mengisap permen bebas gula atau mengunyah permen karet bebas gula
Advertisement
2. Minum banyak air
3. Menyikat gigi dengan pasta gigi berbahan fluoride dan mengunjungi dokter gigi secara teratur
4. Bernapas melalui hidung, bukan mulut Anda, sesering mungkin.