Liputan6.com, Jakarta Rokok elektronik atau personal vaporizer yang juga dikenal dengan sebutan vaping sedang marak digunakan oleh masyarakat perkotaan di Indonesia. Meski para ahli kesehatan, Food and Drug Association bahkan Electronic Cigarette Association (ECA) sudah tidak menganjurkan lagi menggunakannya namun di toko online maupun offline mudah mendapatkanya.
Jika ditilik dari alat fisik rokok elektronik, ada beberapa bagian yaitu baterai, body dan tank. Rentang harga di Jakarta berkisar antara 500.000 hingga 9 juta rupiah. Selain harga yang berbeda, ada pula varian jenisnya. "Ada untuk pemula, menengah, dan ahli," terang salah satu pengguna vaping asal Jakarta Ogie Giantara.
Baca Juga
Menurut Ogie untuk pemula, alat rokok elektronik harganya lebih mahal. Sedangkan untuk yang sudah ahli akan lebih murah karena dapat merakit sendiri.
Advertisement
Jika pada rokok biasa menggunakan tembakau, vaping menggunakan cairan. Pada umumnya cairan mengandung nikotin, propilen glikol seperti yang diungkapkan oleh Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama.
Namun di pasaran, rokok vaping memiliki level nikotin beragam. Dalam setiap kemasan terdapat keterangan level nikotin, mulai dari 16 mg hingga 0 mg.
Mengenai rasa pada cairan vaping terbagi menjadi tiga yaitu:
- Creamy: capuccino, kopi, vanilla, susu, butter cookies
- Fruity: ratusan jenis buah mulai dari buah strawberi, bluberi, melon, hingga campuran buah dan mint
- Rokok Biasa: menggunakan cita rasa seperti rokok tembakau pada umumnya