Sukses

Telepon Genggam Tingkatkan Risiko Kanker Otak?

Penggunaan telepon genggam lebih dari 25 tahun memiliki tiga kali lipat risiko kanker otak.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Patofisiologi menemukan bahwa penggunaan telepon genggam lebih dari 25 tahun memiliki tiga kali lipat risiko kanker otak.

Seperti dikutip Foxnews, Kamis (13/11/2014) pemimpin studi,  Dr Lennart Hardell mengatakan kalau temuannya ini kontras dengan yang dilakukan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker dan didanai sebagian oleh perusahaan ponsel. Penelitian tersebut, yang diterbitkan pada tahun 2010, gagal menemukan bukti kuat bahwa ponsel meningkatkan risiko tumor otak.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam European Journal of Cancer pada 2012, 5 dari 100.000 orang Eropa (atau 0,005 persen) didiagnosis dengan jenis tumor otak ganas antara tahun 1995 dan 2002. Kemungkinan kanker ini juga diprediksi akan meningkat seiring dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan telepon genggam.

Ahli onkologi dari University Hospital di Orebro, Swedia, Hardell dan rekannya Michael Carlberg juga mencocokkan 1.380 pasien dengan tumor otak ganas, orang-orang tanpa tumor  dengan penggunaan telepon selular. Hasilnya menunjukkan, selama 20-25 tahun risiko glioma dua kali lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang menggunakan telepon genggam dalam waktu kurang dari setahun.

Seorang ahli bedah saraf di University of Southern California Keck School of Medicine,Dr Gabriel Zada, yang tidak terlibat dalam studi Hardell, menyarankan tindakan pencegahan, seperti menggunakan speaker ponsel atau headset hands-free.

"Banyak orang bertanya kepada saya, Mengapa saya bisa mengalami tumor otak ini?' Katanya. Menurut saya, ada banyak teori yang berbeda karena gambarannya jauh lebih rumit," katanya.

Dalam sebuah studi 2012, Zada ​​melaporkan bahwa tingkat tumor ganas di bagian otak meningkat seiring dengan penggunaan ponsel tanpa hands-free.

Di sisi lain, sebuah panel Organisasi Kesehatan Dunia yang dihadiri 31 ilmuwan dari 14 negara mengklasifikasikan ponsel sebagai karsinogenik pada tahun 2011. Dan menyarankan pembatasan paparan radiasi dengan penggunaan hands-free.

"Ponsel memancarkan energi frekuensi radio, yang dapat diserap oleh jaringan. Studi sejauh ini belum menunjukkan hubungan yang konsisten antara penggunaan ponsel dan kanker otak, saraf, atau jaringan lain dari kepala atau leher," ujar National Cancer Institute di situsnya. 

Hardell menyarankan, cara mencegah paparan radiasi bisa dilakukan dengan menyimpan ponsel jauh dari tempat tidur. Khususnya anak-anak, mereka mungkin paling rentan terhadap emisi telepon selular karena kepala mereka yang kecil. "Tengkorak tipis membuat konduktivitas otak yang lebih tinggi. Jangan menempatkan ponsel pintar di bawah bantal. Ini kebiasaan buruk juga yang harus dihindari."