Liputan6.com, Jakarta Sebelum era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memiliki satu program bernama Prolanis, Program Pengelolaan Penyakit Kronis untuk pengelolaan diabetes militus (DM).
Meski begitu, bila pembiayaan kesehatan berbasis kuratif-rehabilitatif tidak disertai dengan upaya promotif-preventif, tentu berdampak pada memburuknya pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kita sangat bersyukur bahwa di Indonesia telah dibuat sistem JKN sebagai bentuk perlindungan negara kepada rakyat terhadap kondisi ancaman penyakit, termasuk diabetes militus. Namun, orang juga harus tahu bahwa DM merupakan penyakit menahun yang akan disandang seumur hidup," kata Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M. Kes.
Maka itu, tindakan pencegahan jauh lebih murah dibandingkan bila pasien harus mengobati pada saat sudah jatuh sakit.
Hal senada juga diungkapkan Prof. dr. hasbullah Thabrany, MPH, Dr. PH. Dalam diskusi `Indonesia Diabetes Leadership Forum` yang diadakan Novo Nordisk, ditulis Jumat (14/11/2014), Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, mengatakan, lebih baik masing-masing individu mengontrol perilaku hidupnya sendiri ketimbang menyerahkan sepenuhnya kepada BPJS Kesehatan.
"Apalagi, dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, tidak membuat masyarakat makin baik. Dengan uang dimiliki, mereka justru mengonsumsi makanan yang memicu terjadinya diabetes, dan semakin jarang pula melakukan aktivitas fisik.
Meski Ada JKN Jangan Sembrono dengan Penyakit, Ya
Meski pada era BPJS ada Prolanis, tapi bila tidak dilakukan promotif-preventif tentu berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional
Advertisement