Liputan6.com, Jakarta Diabetes masih jadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, diabetes merupakan penyakit metabolik yang akan disandang selama menahun. Bahkan, saat ini Indonesia berada pada posisi ke-5 dengan jumlah penyandang diabetes cukup banyak di dunia.
Fakta menunjukan, lebih dari 50 persen masyarakat tidak terdiagnosa diabetes dengan cukup baik. Selain pengetahuan yang begitu minim, masih banyak alasan lain yang membuat masyarakat tidak terdiagnosa penyakit diabetes.
"Selain pengetahuan, salah persepsi dan aksesi menjadi penghalang bagi masyarakat untuk tahu bahwa dia menyandang penyakit ini," kata Guru Besar Endokrinologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Prof. Dr. dr. Ahmad Rudianto, SpPD-KEMD, FINASIM.
Ini disampaikan oleh Rudianto sesudah diskusi bersama Novo Nordisk dengan tema `Indonesia Diabetes Leadership Forum` di JW Marriot, Mega Kuningan, ditulis Jumat (14/11/2014)
Untuk aksesi, lanjut dia, seperti yang dialami oleh masyarakat di Papua. Untuk sampai ke Puskesmas, dibutuhkan waktu perjalanan selama 7 jam melewati lautan. Dan itu merupakan jarak paling dekat.
"Indonesia yang dilihat jangan hanya Jakarta, di Papua aksesi masih jadi kendala," kata dia.
Kalau sudah seperti itu, sama saja dengan dia tidak memiliki kesempatan untuk memeriksakan diri, sehingga tidak mengetahui kalau dia mengidap suatu penyakit kronis, salah satunya diabetes.
Pun dengan salah persepsi atau salah pengertian. Sebagai contoh, ada orang gemuk yang mendadak kurus merasa senang, karena beranggapan bahwa dia sehat. Padahal, salah satu ciri seseorang menyandang diabetes adalah hal-hal seperti ini.
"Atau gejala diabetes lainnya, seperti banyak minum dan banyak kencing. Banyak yang beranggapan itu baik-baik saja, padahal bisa saja itu merupakan tanda dari diabetes," kata dia.
Tiga Alasan Diabetes Tak Terdiagnosa dengan Baik
Ada tiga alasan yang membuat diabetes tidak terdiagnosa dengan baik
Advertisement