Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan telah dipublikasikan ke dalam riset kesehatan dasar (Riskesdas), diketahui bahwa pada 2013 terdapat peningkatan prevalensi pada penyandang hipertensi.Â
Jika pada 2007 hanya 7,6 persen, maka pada 2013 meningkat jadi 9,5 persen. Selain itu, prevalensi penyakit jantung koroner dan gagal jantung juga mengalami peningkatan, seiring pertambahan usia responden.
"Peningkatan penyakit tidak menular (PTM) akan berdampak pada beban ekonomi dan produktivitas bangsa Indonesia. Sebab, pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya besar," kata Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, Sp.M (K) di Jakarta, Sabtu (15/11/2014)
Melihat kondisi ini, Menkes memprediksi bahwa angka-angka tersebut akan terus meningkat setiap tahun, karena tingginya faktor risiko yang memengaruhi.
"Di antaranya perubahan gaya hidup, pola makan, kurangnya aktivitas fisik, merokok, stres, hipertensi, diabetes, displidemia, dan faktor lingkungan atau polusi yang membahayakan kesehatan, serta rendahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat," kata Menkes.
Makin Lama Penderita Darah Tinggi Makin Banyak, Waspadalah
Prevalensi penyakit jantung koroner dan gagal jantung juga mengalami peningkatan, seiring pertambahan usia
Advertisement