Liputan6.com, Jakarta Bagi sebagian besar masyarakat modern yang sudah mengenal teknologi internet dan aktif di dunia internet (netizen) seyogyanya sudah mengetahui bahwa tempat tepat untuk buang air besar (BAB) yaitu di kamar mandi. Namun, sebuah temuan mengejutkan didapatkan oleh UNICEF Indonesia, dimana masih banyak orang modern yang menganggap BAB sembarangan merupakan hal positif.
“Jadi setiap kali saya memosting di sosial media melemparkan isu tentang BAB sembarangan banyak respon yang masuk menyatakan bahwa hal itu merupakan bagian dari budaya kita, yang ada gunanya untuk melestarikan lingkungan,” terang Social and Digital Media UNICEF Indonesia, Rafael Klavert pada peluncuran kampanye ‘Tinju Tinja’ di Jakarta pada Rabu (19/11/2014).
Baca Juga
Tentu hal ini jauh dari bayangan bahwa orang yang memiliki akses internet orang yang memiliki pengetahuan akan pentingnya sanitasi yang baik. “Jika masyarakat yang sudah menggunakan akses internet namun masih memiliki persepktif seperti ini bagaimana dengan masyarakat di luar sana,”
Advertisement
Inilah salah satu alasan UNICEF Indonesia memilih media sosial Twitter, Youtube, dan Kaskus sebagai media kampanye ‘Tinju Tinja’ dalam rangka World Toilet Day di tahun 2014 ini. Selain itu, sosial media dianggap sesuai dengan sasaran penggunanya yaitu anak muda.
“Jika semakin banyak anak muda tahu akan permasalahan ini dan mereka memberitahu kepada teman-temannya kami berharap anak muda memiliki gerakan untuk melakukan hal-hal baik untuk ini,” terang duta Kampanye ‘Tinju Tinja’ Melanie Subono.